Jokowi Paparkan 3 Hal yang Harus Dilakukan Negara ASEAN untuk Optimalkan Potensi Digital

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –   Potensi ekonomi digital Asia Tenggara atau ASEAN yang ditaksir mencapai USD200 miliar pada 2025. Angka tersebut dapat tercapai jika Negara-negara di ASEAN mampu melakukan transformasi digital.

Namun, saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN. Sebab itu untuk menanggulangi hal tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan 3 poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.

“Setidaknya ada tiga hal yang harus kita dorong. Pertama, memastikan revolusi digital yang inklusif, revolusi digital yang inklusif membutuhkan 3A (Access, Affordability, dan Ability),” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan di ASEAN Business and Investment Summit 2020 secara virtual, Jumat (13/11/2020).

Dia menjelaskan tiga hal tersebut terus diupayakan agar demokratisasi akses digital dapat berjalan. Presiden Jokowi juga mengatakan penyiapan infrastruktur digital yang memadai dan merata di seluruh kawasan juga harus menjadi agenda utama, bukan saja untuk masyarakat di perkotaan, namun juga ke desa-desa.

“Dengan harga yang terjangkau dan disertai dengan peningkatan digital literacy melalui upskilling dan reskilling dari sumber daya manusianya,” kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga berharap ASEAN harus menjadi pemain besar dalam ekonomi berbasis digital. Ekonomi digital harus menjadi kekuatan ekonomi ASEAN dan tidak boleh sekadar menjadi pasar tetapi harus menjadi pemain besar.

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga berharap ekonomi digital harus membantu UMKM kawasan ASEAN untuk masuk dalam rantai pasok global. UMKM, kata Presiden Jokowi, adalah tulang punggung ekonomi ASEAN karena UMKM mewakili 89-99 persen dari seluruh perusahaan di ASEAN.

“Saya yakin percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan. Pemerintah masing-masing negara ASEAN harus punya andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital. Ini penting untuk menjadikan ASEAN menjadi kawasan yang digital friendly,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi pun merinci saat ini Indonesia memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Terlihat dengan kepemilikan startup sebanyak 2.993 pada 2019, kelima terbesar di dunia.

Indonesia juga, kata Presiden Jokowi, memiliki satu decacorn dan empat unicorn. Sejak 2018, Indonesia juga telah mengembangkan peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’.

“Kami membangun industri manufaktur dan pengembangan pusat-pusat inovasi. Kami memberikan insentif berupa super tax deduction bagi industri yang berinvestasi di research dan development,” kata Presiden Jokowi.

Selanjutnya ASEAN, kata Presiden Jokowi, harus memperkuat sinergi untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif di kawasan. Dia meminta seluruh pihak harus bekerja sama untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital.

Yaitu dengan membangun kepastian hukum, penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan, membangun regulasi sinergi perdagangan digital, e-commerce, dan konektivitas digital serta memperkuat kemitraan antara pemerintah dan swasta (PPP) untuk memperkuat konektivitas digital.

“Sinergi ini harus bersifat inklusif, tidak ada satupun yang boleh tertinggal. Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini. No one is left behind,” kata Presiden Jokowi.