Korban Gempa di Sulawesi Barat tidur di tempat penampungan sementara berupa tenda-tenda darurat di Sulawesi Barat.

Vatikan Sebut 84 Korban Tewas Gempa Bumi di Sulawesi Barat

Loading

VATICAN CITY (Independrnsi.com) – Kantor Berita Negara Vatikan, Vaticannews.va, Selasa pagi, 19 Januari 2021, melaporkan, sudah 84 orang tewas dalam musibah gempa bumi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Indonesia, Jumat dinihari, 15 Januari 2021.

Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, secara khusus mendoakan keselamatan jiwa para korban gempa bumi di Pulau Sulawesi. Karena itu, cabang sosial dan pembangunan Gereja Katolik di Indonesia menjangkau para korban gempa bumi dahsyat pada Jumat dinihari, 15 Januari 2021, di Provinsi Sulawesi Barat, yang menewaskan sedikitnya 84 orang dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda awal 15 Januari 2021, menyebabkan kerusakan terparah di kota Mamuju dan kabupaten tetangga Majene di pulau Sulawesi. Menurut Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas), dari 84 orang tewas, meliputi 73 orang meninggal di Mamuju dan 11 di Majene, tulis Vaticannews.va mengutip Kantor Berita Gereja Katolik Asia berbasis di Hongkong, Uniof of Catholic Asian News (UCA News) dan edisi Bahasa Indonesia berbasis di Jakarta.

Data dilansir Vaticannews.va mengutip UCA News, didasarkan data dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Basarnas dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI).

Dikatakan hampir 20.000 orang yang selamat dipindahkan ke tempat penampungan dan lebih dari 900 orang terluka, dengan hampir 300 dari mereka masih menerima perawatan untuk luka serius.Ribuan bangunan dan fasilitas umum rusak parah, termasuk jaringan komunikasi, dan listrik.

Sehari setelah gempa, Sabtu pagi, 16 Januari 2021, Caritas Indonesia (Karina) dan Caritas Keuskupan Agung Makassar di provinsi tetangga Sulawesi Selatan, mulai menyalurkan bantuan kepada para korban melalui Paroki Santa Maria Ratu Rosario di Mamuju.

“Kami mendirikan posko dan dapur di gereja tersebut pada 16 Januari 2021,” kata pastor Paroki Pastor Victor Wiro Patinggi kepada UCA News.

Pastor Victor Wiro, mengatakan mereka menyediakan makanan dan juga obat-obatan, tenda, pakaian, masker, desinfektan dan pembersih tangan. Pastor yang terluka oleh pecahan kaca mengatakan seluruh penghuni rumah bisa terselamatkan.

Victor Wiro, mengatakan parokinya memiliki lebih dari 2.000 umat Katolik, banyak di antaranya meninggalkan rumah mereka setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia mendesak masyarakat untuk pindah ke lokasi yang lebih aman karena takut gempa susulan dan tsunami.

Di tengah bencana alam, kata Victor Wiro, orang masih harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Pastor Bernard Cakra Arung Raya, ketua Caritas Keuskupan Agung Makassar, mengatakan bahwa timnya sedang mendistribusikan bantuan di Mamuju dan akan segera meliput sebuah stasi misi di kabupaten Majene yang berdekatan.

Keuskupan Agung Makassar menjadi pusat penerima bantuan dan Karina, umat Katolik dan beberapa Kelompok-kelompok Katolik telah menyediakan dana untuk pengadaan bahan-bahan yang dibutuhkan para korban, kata Pastor Raya, relawan telah membagikan tenda, makanan, obat-obatan, selimut, dan masker ke gereja di Mamuju sejak 16 Januari 2021.

Pastor Fredy Rante Taruk, Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, mengatakan telah mengirim tim ke Sulawesi Barat untuk bekerja dengan tim lokal. Tim Caritas Indonesia, tetap berkordinasi dengan otoritas di Indonesia yang menangani kebencanaan.

“Karina membantu uang dan kebutuhan logistik seperti makanan, air bersih, selimut, tenda, dan obat-obatan,” kata Fredy Rante Taruk kepada UCA News, Karina juga bekerja dengan Forum Kemanusiaan Indonesia, kelompok bantuan berbasis agama, dan lembaga pemerintah.

Di tengah bencana alam, relawan, penyelamat dan masyarakat masih harus mencermati protokol kesehatan Covid-19. Provinsi Sulawesi Barat mencatat lebih dari 2.500 kasus virus corona, termasuk 58 kematian.

BNPB RI mengatakan para pengungsi sangat membutuhkan kebutuhan dasar, seperti selimut, tikar, tenda, makanan bayi, dan layanan medis. Banyak di pulau Sulawesi masih dihantui gempa berkekuatan 7,5 yang meluluhlantahkan kota Palu pada 2018, menewaskan banyak orang. lebih dari 4.000 orang.(aju)