JAKARTA (IndependensI.com) – Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mencatat ada 30 orang ditemukan meninggal usai melakukan vaksinasi Covid-19. Dari 30 orang tersebut, 27 di antaranya menggunakan vaksin Sinovac asal China dan 3 orang meninggal setelah divaksin Astrazeneca.
“Sekarang yang meninggal itu dari Sinovac ada 27,” kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari, saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Dia menjelaskan, dari 27 itu, 10 orang meninggal karena terinfeksi Covid-19. Jadi sebelum divaksinasi, orang tersebut rupanya positif Covid-19.
Kemudian, 14 orang diketahui meninggal karena sakit jantung dan pembuluh darah. “Satu orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak, dua orang diabetes militus dan hipertensi yang tidak terkontrol,” ujar Hindra.
Hindra pun menjelaskan, kenapa pihaknya bisa membuat diagnosis seperti itu karena memiliki data yang lengkap. “Diperiksa, dirawat, dirongten, periksa lab, ct scan, jadi dapat diagnosisnya. Dari tadi yang ribuan tadi yang meninggal 27 dan semua ada diagnosisnya dan semua tertangani,” terang Hindra.
Sementara kasus kematian untuk vaksin AstraZeneca terdapat 3 kasus. Dua terjadi di Jakarta, dan satu lagi berada di Ambon, Maluku.
Pertama yakni Trio Fauqi Virdaus yang ramai diberitakan beberapa pekan terakhir. Sayangnya, Trio belum sempat ditangani oleh dokter karena tak cepat dibawa langsung setelah merasakan sakit usai divaksinasi.
“Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya karena enggak ada data. Enggak pernah diperiksa dokter, datang sudah meninggal,” ungkap dia.
Satu lagi yakni seorang pengemudi ojek online berusia 57 tahun. Almarhum datang ke tempat pelayanan vaksin seperti biasa, diwawancara, namun tidak diperiksa.
“Kalau di Faskes yang pos vaksinasi itu enggak diperiksa langsung divaksin. Besoknya dia ke Puskesmas di Jakarta, sesak, dia bilang di Puskesmas bahwa 1 hari sebelum divaksin sudah sesak dia datang ke tempat vaksin dia enggak bilang bahwa sesak. divaksin, besoknya sesak,” jelas Hindra lagi.
Rupanya setelah diperiksa, almarhum menderita radang paru-paru. “Dirontgen ternyata betul radang paru. Makin berat dirujuk enggak ada tempat, makin jelek (kondisinya) harus diinkubasi, menolak. Semakin berat lagi, waktu mau (dirawat) tempatnya sudah penuh jadi akhirnya meninggal. Empat hari kemudian lima hari kemudian. jadi bukan gara-gara vaksin, tapi dia radang paru,” tegas dia.
Terakhir kasus meninggal terjadi di Ambon, Maluku. Hindra mengatakan, almarhum berusia 45 tahun. Setelah disuntik besoknya demam. “Batukm pilek kemudian makin memberat diperiksa Covid-19 positif setelah tiga hari. Jadi dia terpapar Covid sebelum divaksin. Covidnya berat akhirnya meninggal karena Covid,” ujarnya.