Menteri Siti: Indonesia Targetkan Capai Net Sink Kehutanan dan Tata Guna Lahan di 2030

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan Indonesia telah mencanangkan target untuk mencapai net sink kehutanan dan tata guna lahan pada tahun 2030.

“Khususnya melalui kontribusi dari pengelolaan lahan gambut dan mangrove,” kata Siti saat memberikan sambutan pada perayaan ulang tahun ke-10 Korea-Indonesia Forest Centre (KIFC) secara virtual, Kamis (16/9).

Menurut Siti lahan gambut dan mangrove dapat menjadi fokus kerja sama antara Indonesia dan Republik Korea terutama untuk berpartisipasi dalam aksi iklim global.

Dikatakannya dalam kaitan kerjasama tersebut KIFC dapat memfasilitasi dan memberi dukungan terhadap pelaksanaan program Kolaborasi kedua negara yang sejalan dengan program prioritas di bidang kehutanan.

“Saya berharap dapat lebih memperkuat peran KIFC sebagai perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dan Dinas Kehutanan Korea,” ujarnya.

Dia menyebutkan juga banyak harapan untuk kesuksesan di masa depan, dengan mempertimbangkan praktik terbaik dan pembelajaran dari pengalaman masa lalu.

Selain itu Menteri Siti menekankan pada masa kepresidenan Joko Widodo, langkah-langkah yang diambil untuk menyelaraskan tata kelola hutan dengan menerapkan sejumlah prinsip.

Pertama, tuturnya, meningkatkan kualitas lingkungan sebagai sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
“Kedua, pemanfaatan sumber daya hutan untuk mendukung pembangunan nasional berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi sirkular,” ujarnya.

Sedangkan ketiga, ujar Siti, mengubah masyarakat hutan menjadi faktor produksi untuk meningkatkan penghidupan dan kesejahteraan. Keempat, penyampaian prestasi nyata di tingkat tapak. “Langkah-langkah dinamis ini harus dipertimbangkan dalam mengembangkan kerja sama kita di masa depan,” katanya.

Menteri Korea Forest Service Byeong-am Choi

Sementara Menteri Korea Forest Service Byeong-am Choi, menyampaikan keberadaan KIFC memiliki sumbangsih yang sangat besar dalam meningkatkan kerja sama kehutanan antara kedua negara.

Sekaligus, katanya, menandakan kedua belah pihak ikut berperan aktif dalam upaya global untuk melawan krisis iklim.

Byeong menyebutkan KIFC tidak hanya mendukung perusahaan-perusahaan Korea yang berinvestasi dalam proyek-proyek pengembangan sumber daya kehutanan di Indonesia. “Tapi juga telah mendirikan persemaian bibit yang modern dan mendukung pertukaran kompetensi sumber daya manusia,” ujarnya.

Dia menambahkan dalam memeringati 10 tahun berdirinya KIFC, Korea Forest Service ingin menggunakan kesempatan tersebut untuk memperluas area kerjasama di antara kedua negara.

“Saya berharap KIFC mampu memperkuat kerja sama dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, mengidentifikasi peluang untuk proyek baru seperti forest healing, dan melaksanakan proyek restorasi gambut dengan sukses,” katanya.”

Peringatan 10 Tahun KIFC, ditandai peluncuran photobook berjudul “Kerjasama Korea-Indonesia: 10 Tahun Kemitraan Hijau dan Langkah Ke Depan”. Photobook memberikan informasi tentang perjalanan sepuluh tahun KIFC dalam mendukung dan memperkuat kerjasama kehutanan antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan Korea Forest Service.(muj)

_______