Muhamad Yusuf dari Indonesia Bersepeda Menuju Mekah Singgah di Hanoi

Loading

HANOI (independensi.com) – Bertepatan dengan perayaan Idul Fitri 1444 H, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Hanoi Vietnam kedatangan tamu istimewa.

Dikatakan istimewa karena sang tamu yang ikut serta melaksanakan shalat idul fitri di ruang serba guna KBRI Hanoi, datang dari Indonesia dengan menggunakan sepeda. Dia adalah Muhamad Yusuf.

Laki-laki kelahiran Payakumbuh Sumatera Barat ini tiba di masid Al Noor Hanoi, bertepatan dengan malam takbiran, Jumat malam (21/4). Untuk di ketahui muslim yang tinggal di Vietnam berlebaran pada hari Sabtu 22 April.

Malam itu Yusuf yang telah menempuh ribuan kilometer dengan sepeda ontelnya dipersilahlan untuk bermalam dan menginap di masjid Al Noor. Paginya bertepatan dengan pelaksanaan idul fitri, Yusuf pun melaksanakan shalat idul fitri di KBRI Hanoi.

Kepada independensi.com laki-laki kelahiran Payakumbuh 10 Maret 1964 ini menceritakan, ia sengaja meniatkan diri untuk menggoes sepeda dari tanah kelahirannya menuju Mekah Al Mukaromah di Saudi Arabia.

Laki-laki yang pernah mengecap pendidikan di Univetsitas Riau itu berangkat dari kota Padang pada 29 Januari 2023. Kepergiannya dilepas oleh komunitas sepeda setempat.

Yusuf menggunalan sepeda jenis MTB merk Polygon yang di belinya seharga Rp 4 juta lebih. Ia juga melengkapi tasnya dengan betbagai petbekalan ‘bengkel’ sepeda seperti ban dalam, pompa angin, alat tambal, lem, kunci pas, obeng, tang, gergaji besi dan peralatan membengkel lainnya.

Bagian lain tasnya di isi dengan pakaian ganti secukupnya dan perlengkapan shalat serta perlengkapan mandi. Adapun tas kecil warna hitam yang tidak pernah lepas dari pinggangnya berisi dokumen seperti paspor dompet, handphone dan charger.

Untuk menandakan bahwa pengelana sepeda itu orang Indonesia, Yusuf menyertakan bendera Merah Putih yang di ikat di sebatang kayu di bagian belakang sepedanya.

Semasa mudanya, Yusuf yang sempat memiliki satu orang putri tapi meninggal dunia di usia 18 tahin karena sakit adalah seorang jurnalis yang bekerja di surat kabar Riau Pos, Jawa Pos Group.

Saya penasaran. karena saya kenal baik dengan pimpinan dan direktur Riau Pos disaat Yusuf bekerja di sana. makanya saya kemudian tanya, siapa direktur Riau Pos di tahun 2000an, Yusuf menyebut Rida K Liamsi. Saya tanya lagi siapa nama asli Rida K Liamsi, oleh Yusuf disebut Kadir Ismail. pas dan benar. Jadi saya tidak meragukan kalau dia pernah jadi wartawan Riau Pos kala itu.

Setelah menyedot rokok yang dihisapnya, Yusuf pun melanjutkan cerita perjalanannya.

Dari awal keberangkatannya dia ingin menggoes sepedanya. Itu targetnya. Dari Payakumbuh sepeda di kayuh ke Pekanbaru Pulau Meranti dan menuju Batam.

Dari Batam Yusuf menyeberang menggunakan kapal laut ke Johor, kemudian ke Malaysia, kemudian ke Bangkok Thailand, Laos, dan masuk ke VietNam melalui perbatasan Laos Hanoi Vietnam.

Saat di KBRI Laos, atas saran Duta Besar RI untuk Laos Pratito Soeharyo, Yusuf di sarankan mengelilingi negara-negara ASEAN dulu sebelum ke Mekah.

Yusuf pun mengikuti saran tersebut. Pengelana sepeda yang tidak pernah melepas topi hitamnya selama bersepeda kemudian melewati perbatasan menuju Hanoi, kembali turun ke Philipina, Kamboja, Brunai Darussalam kembali masuk ke Indonesia melalui Pontianak, Kalimantan Barat.

Pulang? “Tidak, saya tidak pulang dulu ke rumah sebelum sampai Mekah,” kata Yusuf.

Iya akan menggunakan kapal laut dengan tujuaan Kupang Nusa Tenggara Timur, kemudian masuk ke Timor Leste. Dari Timur Leste kembali ke Kupang, naik kapal menuju Tanjung Perak Surabaya kemudian ke Tanjung Priok Jakarta.

Di Jakarta, Yusuf akan memperbaiki dokumen-dokumen termasuk visa untuk masuk ke negara-negara yang akan di lewati hingga sampai Mekah.

Dari Jakarta Yusuf nanti akan naik kapal laut ke Batam untuk kemudian masuk ke Singapura. Dari negara Singa itu, Yusuf akan naik pesawat menuju India. “Saya mulai genjot lagi dari India,” jelasnya.

Dari India, Yusuf akan masuk ke Pakistan kemudian ke negara-negara jajirah arab dengan tujuan akhir Mekah. Setelah misinya sampai di Mekah terpenuhi Yusuf akan kembali ke Indonesia dan ke Payakumbuh dengan pesawat.

Yusuf menceritakan alhamdulillah selama dalam perjalanan hingga Hanoi tidak mengalami hambatan yang berarti. “Alhamdulillah lancar-lancar saja,” kata Yusuf.

Karena sepeda yang di pergunakan masih baru, sampai hari ini tidak pernah mengalami ban bocor atau pecah ban luar karenanya cadangan ban dalam masih utuh, begitu juga alat tambalnya. “Paling saya tambah angin,” katanya.

Duta Besar RI untuk Hanoi Vietnam Denny Abdi mengapresiasi semangat dan kegigihan Yusuf, dan mengingatkan untuk tetap berhati-hati dalam pengembaraannya dengan sepeda.

Sebagai bentuk apresiasi dan bukti kehadiran Yusuf di Hanoi, KBRI memberikan sebuah Sertifikat sebagai bukti singgah di KBRI Hanoi yang ditandatangani oleh Denny Abdi sendiri.

Berkelana dengan sepeda bukan pertama kali ini dilakukan Yusiuf. Pada tahun 2004 dia pernah berkeliling kota dan kabupaten di Sumatera Barat.

Setelah berpisah dengan istrinya di tahin 2006, pada tahun 2008 Yusuf bersepeda keliling menyinggahi propinsi di Indonesia “Saya berkeliling Indonesia selama 7 tahun mulai tahun 2008 hingga 2015. Kemudian pada tahun 2019 sampai 2020 keliling Jawa dan Bali mulai Banten hingga Karang Asrm Bali

Selama berkelana di negara Asean, setiap masuk ke satu negara selalu membeli kartu telepon negara setempat. “Sudah  ada 5 kartu saya punya,” katanya.

Setelah pengembaraannya berakhir di Mekah dan kembali ke tanah air, ada satu lagi cita-cita Yusuf yaitu mendokumentasikan perjalannya dalam sebuah buku. Karenanya selama perjalannya Yusuf selalu mencatat, menulis dan memotret tempat yang dilalui. Supaya tidak salah dan lupa. (Poeji Raharjo)