DEPOK (IndependensI.com) – Banyak orang beranggapan bahwa penyakit stroke sangat berbahaya dan mematikan, namun 80% penyakit stroke dapat dicegah.
Sesuai dengan hasil Hasil Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan tahun 2018 didapatkan bahwa kejadian stroke di Indonesia memiliki prevalensi yang tinggi pada usia 15 tahun ke atas, dengan kasus terdiagnosis sebanyak 2.120.362 orang.
Peningkatan terus terjadi pada penyakit stroke yang disebabkan oleh faktor pendukung serta faktor risiko. Perubahan pada faktor tersebut dapat menjadi prevalensi dari jumlah prevalensi stroke di Indonesia melalui strategi yang tepat.
Pada Sabtu, 16 September 2023, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yang diketuai Dr. I Made Kariasa, S.Kp., M.M., M.Kep., Sp.Kep.MB. telah melaksanakan program pengabdian masyarakat di Aula Puskesmas Tugu, Depok, Jawa Barat terkait pemberdayaan kader kesehatan terhadap penyakit stroke.
Program ini bertema “Optimalisasi Kader Pengendali Faktor Risiko Stroke dalam Mencegah dan Menurunkan Prevalensi Stroke di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok”. Kegiatan didanai penuh oleh Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI dan didukung oleh Kelurahan Tugu, Puskesmas Tugu, dan Laboratorium Klinik Prodia. Tidak sekadar memberdayakan, program ini mengajak kader kesehatan untuk simulasi dalam mengatasi stress sebagai faktor risiko stroke.
“Pemerintah pusat melalui peduli kesehatan menganggap bahwa stroke ini menjadi penyakit yang sangat besar jumlahnya, sehingga menghabiskan jutaan triliun untuk mengatasi kasus stroke dan penyakit serangan lainnya,” kata Dr. I Made Kariasa, S.Kp., M.M., M.Kep., Sp.Kep.MB. dalam sambutannya. Tujuan program pengabdian masyarakat untuk mengoptimalisasi kader dalam pengendalian faktor risiko melalui pemberdayaan dan upaya pencegahan untuk menurunkan prevalensi stroke.
Dr. I Made Kariasa, S.Kp., M.M., M.Kep., Sp.Kep.MB. menambahkan bahwa harapan dari dilaksanakannya program ini berupa perubahan perilaku agar masyarakat tidak terkena serangan stroke dan mencegah terkena serangan stroke berulang bagi penderita.
Program ini dihadiri oleh 25 kader kesehatan dari Kelurahan Tugu, Ivoni selaku perwakilan Kelurahan Tugu, dan Liha serta Evi selaku perwakilan Puskesmas Tugu. Seluruh kader terlihat antusias dalam mengikuti rangkaian program dari awal hingga akhir.
Salah satu pembicara, Ners Irman, bertanya kepada peserta, “Kalau melihat orang stroke, kira-kira menurut bapak, kesulitan gak sih hidupnya?”
“Tentu kesulitan, kesulitan menjalani aktivitas. Makanya kita perlu kendalikan dan perlu kelola stroke tersebut,” kata mahasiswa s2 spesialis Keperawatan Medikal Bedah FIK UI itu.
Akhir program, kader kesehatan diajak simulasi cara pengelolaan stres oleh Ners Ice sebagai salah satu upaya mengendalikan faktor risiko stroke. Ners Ice adalah dosen Keperawatan Jiwa yang ikut dalam kegiatan pengmas di Tugu. Respon yang diberikan kader kesehatan sangatlah baik. Mereka mengikuti satu per satu teknik yang diajarkan dengan khidmat.
Seluruh kader kesehatan mengaku senang dengan adanya program ini. “Acara ini sangat bermanfaat karena saya sudah berpuluh tahun mengalami masalah ini dilingkungan jadi ini salah satu materi terbaik,” ujar salah satu kader.