BEKASI (IndependensI.com)- Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan bersama Direksi Perumda Tirta Bhagasasi beraudensi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Air Tanah dan Baku, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Tujuannya, membicarakan dan menyelesaikan permasalahan kebutuhan air baku di Kabupaten Bekasi yang selama ini terkendala, khususnya saat musim kemarau, dan dampak pemcemaran air Kali Bekasi.
Sebagaimana diketahui, untuk penggunaan air permukaan sebagai air baku Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi, harus ada Surat Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (SIPSDA) yang dikeluarkan Kementerian PUPR.
Dalam audensi yang juga didampingi beberapa pejabat terkait Pemkab Bekasi, dan Direktur Teknik Perumda Tirta Bhagasasi, Johny Dewanto, disampaikan pasokan air baku dari saluran Tarum Barat atau Kalimalang melalui Bendung Palanta, adalah untuk memenuhi layanan air bersih di wilayah Kecamatan Tarumajaya dan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Selama ini dan terjadi setiap tahun, terutama musim kemarau, debit air dari Bendung Nowo turun drastis dan sering tercemar, limbah. Padahal, Air Kali Bekasi dijadikan sebagai air baku, Perumda Tirta Bhagasasi dan Perumdam Tirta Patriot milik Pemkot Bekasi.
Dikatakan, Perumda Tirta Bhagasasi membutuhkan pasokan air dari Bendung Palanta dan Sungai Tarum Barat sebesar 5 liter/detik menghadapi musim kemarau. Dengan ditambahnya debit air itu dipastikan layanan air masyarakat Kabupaten Bekasi di wilayah Tarumajaya dan Babelan akan terjamin meski terjadi kemarau yang panjang.
“Untuk kebutuhan masyarakat kami mendasar meminta pasokan air sebanyak 5 liter/detik. Karena saat ini hanya 2 liter/detik, kurang dari 3 liter,” keluh Dani.
Selain itu, Pemkab Bekasi juga tengah menyiapkan rencana jangka panjang dengan melakukan penambahan pasokan air baku melalui Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Jatiluhur 1 sebanyak 100 liter/detik, dan Bendungan Cibeet sebanyak 3000 liter/detik di wilayah Tarumajaya. (jonder sihotang)