Mendiang almarhumah Verawaty Fadjrin semasa hidup berfoto bersama suami, Fadjriansyah Bidoen. (Ist/dok.Broto Happy)

Lantunan Duka Cita bagi Verawaty dari Pulau Dewata

Loading

NUSA DUA (Independensi.com) – Kabar duka berpulangnya legenda bulutangkis Verawaty Fadjrin di Jakarta, Minggu (21/11/2021) pagi, juga dirasakan para insan bulutangkis Indonesia yang tengah berpartisipasi pada ajang Daihatsu Indonesia Masters 2021. Mereka semua melantunkan ucapan duka cita dan doa untuk pahlawan bulutangkis ini.

Para pemain yang tampil di Pulau Dewata, menyampaikan ucapan turut bela sungkawa untuk almarhumah yang wafat di usia 64 tahun. Verawaty tak hanya dikenal sebagai sosok yang berprestasi, tetapi juga mentor yang begitu peduli dan perhatian kepada rekan dan atlet binaannya.

“Saya ikut mengucapkan berbela sungkawa untuk keluarganya. Semoga yang ditinggalkan tetap kuat. Yang kita tahu Bu Vera itu salah satu legenda Indonesia. Jadi ya, ikut sedih juga dengan meninggalnya Bu Vera. Dulu sih waktu masih melatih di Pelatnas Cipayung, saya tahu Bu Vera itu orangnya baik dan suka memberi nasihat ke anak-anak yang lebih muda, termasuk saya,” kenang Hendra Setiawan seperti dikuti dari rilis Humas PP PBSI.

Pemain yang lain, Fajar Alfian juga merasakan kehilangan dengan berpulangnya mantan pemain yang ketika aktif dulu menjadi juara tunggal putri Kejuaraan Dunia 1980.

“Saya juga mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya Bu Verawaty. Beliau adalah sosok legenda buat badminton Indonesia. Kita semua pasti sangat sedih kehilangan beliau. Semoga almarhumah diterima di sisi Allah, dan semua keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,” kata Fajar.

Doa senada datang dari Candra Wijaya. Peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 ini juga merasa kehilangan dengan wafatnya Verawaty. Apalagi, pada 2018 klub Candra Wijaya International Badminton Center pernah menganugerahkan “Penghargaan Pemain Legenda” kepada pasangan Vera dan Imelda Wigoena.

“Saya juga merasa kehilangan dan duka sedalam-dalamnya. Terlebih lagi kita tahu bahwa Kak Vera adalah pejuang, pahlawan, dan atlet bulutangkis yang banyak mengharumkan nama bangsa,” ujar Candra.

Di mata Candra, meninggalnya juara ganda putri All England 1979 bersama Imelda Wigoena itu meninggalkan suri teladan dan inspirasi bagi pemain-pemain sekarang.

“Kita semua harus mencontoh dan wajib meneruskan perjuangan Kak Vera. Semangat, dedikasi, dan pengabdian beliau yang begitu besar sejak menjadi atlet, pembina, dan pengurus, tentunya tidak lekang sampai kapan pun, termasuk prestasi yang telah beliau torehkan untuk perbulutangkisan Indonesia,” tutur Candra.

Legenda yang lain, Taufik Hidayat juga merasa kehilangan dengan sosok Verawaty. Peraih emas Olimpiade Athena 2004 ini pun mengucapkan ikut berduka cita dan mengurimkan doa.

“Saat saya bergabung di Pelatnas Cipayung, Bu Vera juga dempat melatih di sana. Dia sosok yang suka bercanda dan memberi semangat. Meski melatih di tunggal putri, saya tahu beliau adalah sosok yang baik dan ramah. Semoga beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah,” kata Taufik.

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi juga merasa berduka dengan berpulangnya Verawaty. Di mata pelatih berjulukan coach Naga Api, salah satu pahlawan kemenangan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989 itu sosok yang baik dan juga berprestasi besar.

“Saya ikut berduka cita atas meninggalnya Kak Vera, sosok yang berprestasi dan suka bercanda tetapi tegas saat melatih. Saya pribadi, pemain, dan pelatih ganda putra mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan atas meninggalnya Kak Vera,” kata Herry.