Pertamina Kembali Dukung Program Anti Degradasi Budaya Bali

Loading

Karangasem Bali (Independensi.com) – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Integrated Terminal Manggis telah melakukan pembinaan Forum Anak Desa Ulakan (FADU) tiga tahun terakhir dengan pendekatan kearifan lokal dan kebudayaan sebagai modal untuk mewujudkan pengembangan desa ramah anak yang sehat dan kreatif. Untuk itu dibentuklah berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan jati diri, public speaking, leadership, mentoring nyurat aksara dan berbagai jenis tarian tradisional.

Kali ini FADU binaan Integrated Terminal Manggis kembali selenggarakan peringatan bulan Bahasa Bali. Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga menjadi tema yang diangkat pada tahun 2024, tema ini dipilih untuk mengingatkan pentingnya penanaman budi pekerti dan pengenalan jati diri. Bulan Bahasa Bali dibentuk atas Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali serta Peraturan Gubernur Bali No. 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali.

“Kegiatan membudayakan ini perlu dilakukan sejak dini untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan didalamnya. Begitu pula dengan proses pengenalan budaya, bahasa dan aksara yang perlu ditanamkan sejak dini. Kegiatan ini perlu diselenggarakan di area globalisasi agar tidak terjadi degradasi budaya di Bali,” jelas Enggartiarso, Sr. Spv HSSE Integrated Terminal Manggis mewakili Integrated Terminal Manager Manggis.

Peringatan Bulan Bahasa Bali FADU diselenggarakan di Pura Puseh Desa Ulakan kerjasama antara Integrated Terminal Manggis bersama Pemerintah Desa Adat Ulakan dan Penyuluh Bahasa Bali. Tari sekar jagat, tari margapati, tari condong dan pementasan gender turut ditampilkan oleh anak-anak FADU untuk memeriahkan kegiatan. Tidak hanya pementasan budaya, berbagai perlombaan juga diadakan untuk membentuk jiwa kompetitif pelestarian Bahasa, budaya dan sastra Bali kawula muda. Lomba yang diselenggarakan terdiri dari lomba nyurat Aksara Bali dengan media lontar, nyurat aksara bali media kertas, ngwacen lontar atau membaca lontar, juga mesatua Bali atau mendongeng dengan Bahasa Bali.

I Dewa Ayu Puspita Padmi ahli nyurat lontar dari museum lontar Kabupaten Karangasem turut hadir dalam festival nyurat lontar sebagai mentor sekaligus dewan juri dalam perlombaan nyurat lontar. “Kegiatan ini di bentuk untuk membiasakan kembali budaya tulis aksara di media lontar sebagai warisan budaya Masyarakat Bali,” ujarnya.

“Peringatan Bulan Bahasa Bali merupakan alat untuk pemulihan, menumbuhkan cinta kasih, dan pelestarian Bahasa dan budaya Bali. Maka dibuatlah regulasi di pemerintahan, mulai dari tingkat provinsi hingga desa dengan membentuk kerjasama dengan para penyuluh bahasa untuk menumbuh kembangkan Bahasa Bali bahkan memasukkannya dalam pelajaran muatan lokal agar baasa Bali tidak tergerus. Dengan diadakannya bulan Bahasa Bali diharapkan tumbuhnya rasa cinta budaya dan bahasa bali dalam diri anak-anak Bali sehingga nantinya Bahasa bali tidak akan punah. Kami berterima kasih kepada Pertamina yang turut memperhatikan kegiatan forum anak kami,” terang I Ketut Arsana, Bendesa Desa Ulakan

Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan bahwa dukungan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina dalam meningkatan kualitas hidup masyarakat menuju komunitas yang mandiri guna mencapai pengembangan yang berkelanjutan. Dukungan ini juga sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 yakni menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang.

“Selain mengimplementasikan SDGs, Pertamina turut berupaya menjalankan Environmental, Social & Governance (ESG) Management, terutama di bidang pendidikan. Pendidikan yang berorientasi pada ESG memiliki kemampuan untuk membentuk generasi yang berintegritas dan bertanggung jawab di masa depan. Pendidikan yang berfokus pada ESG bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai dan tindakan nyata yang dapat membuat dukungan untuk pembangunan masa depan yang lebih berkelanjutan, melalui penerapan konsep ini, peserta didik dididik untuk menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan, menghormati keberagaman sosial, dan berpartisipasi dalam tata kelola yang baik,” tutup Ahad. (hd)