Denpasar (Independensi.com) – Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika mengaku kaget mendengar pertanyaan dari Presiden Prabowo terkait adanya kooptasi terhadap desa adat oleh mantan penguasa sebelumnya untuk mengarahkan pilihan politik melalui kepala desa disertai dengan iming-iming kompensasi bantuan.
“Saya tidak tahu beliau mendapatkan informasi intelijen terkait hal itu darimana?, namun Presiden Prabowo mengatakan bahwa kalau memang demikian adanya maka tentunya hal ini membuat Iklim yang tidak sehat dan cenderung merusak tatanan demokrasi,” kata Mangku Pastika disela-sela makan siang dengan media di Restoran Renon Denpasar, Denpasar. Senin (4/11/2024). Hal ini untuk menjelaskan isi dari bisik-bisik Presiden Prabowo kepadanya saat melawat ke Bali.
Mangku Pastika hanya menjelaskan secara gamblang bahwa Desa Adat seharusnya independen dan masyarakatnya bebas untuk menentukan pilihan politik, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
Memang, mereka bukanlah ASN ataupun TNI/Polri yang wajib netral, namun Desa Adat mendapatkan berbagai insentif dari negara berupa Dana BKK (Bantuan Keuangan Khusus) maka seyogianya tidaklah berpolitik praktis apalagi tidak boleh seorang kepala desa mengarahkan masyarakatnya untuk suatu pilihan politik tertentu.
“Presiden Prabowo sangat setuju jika sejatinya Bali tetap menjaga kelestarian adat dan budayanya tetapi hendaknya tapi tidak boleh malah dijadikan sarana dan komoditas politik,” ungkap Mangku Pastika.
Dirinya bahkan heran jika seseorang Presiden Prabowo rela menempuh ribuan kilometer perjalanan dari Papua ke Bali ditengah padatnya kesibukan kenegaraan.
“Saya kangen, apakah anda tidak kangen sama saya?,” tutur Presiden Prabowo yang notabene sebagai ‘konco lawas’ nya sesama lulusan Akademi Militer tahun 1974 itu.
Mangku Pastika akhirnya lebih dalam mengetahui betapa kentalnya hubungan Prabowo dengan De Gadjah setelah mendengar pengakuan yang keluar dari Prabowo.
“De Gadjah baik, tidak hanya perbuatan akan tetapi juga Hatinya,” tutur Prabowo.
Hal inilah yang membuat Mangku Pastika yakin dengan pilihannya setelah mendengar sebuah testimoni dari sahabatnya.
“Kalau boleh saya berharap dan berdoa agar De Gadjah bisa memimpin Bali,” kata Prabowo lirih seperti yang diungkapkan kepada Mangku Pastika.
Terkait narasi “Bersih-bersih Bali” seperti yang diungkapkan Presiden Prabowo, Mangku Pastika memperkirakan bahwa kemungkinan hal itu diartikan dengan upaya keinginan Prabowo untuk membersihkan sampah di Bali agar lebih indah dipandang mata.
“Namun jika orang-orang berpersepsi lain, Silahkan,” pungkas Mangku Pastika. (hd)