Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Milenial Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Muhammad Pradana Indraputra
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Milenial Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Muhammad Pradana Indraputra (kanan). (foto istimewa)

Jubir TKN Milenial Sebut Ma’ruf Amin akan Buat Kejutan dan Paparkan Keberhasilan Jokowi

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Debat ketiga Pilpres 2019 akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).
Tema yang diangkat, yakni seputar pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial-kebudayaan. Kesempatan tersebut nantinya hanya diikuti oleh dua cawapres, Ma’ruf Amin (01) dan Sandiaga Uno (02).
Disebutkan Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Milenial Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Muhammad Pradana Indraputra, Ma’ruf Amin bisa menguasai debat dengan baik. Tidak hanya itu, Abah-sapaan Ma’ruf Amin mampu membuat ‘KO’ 02 dengan bukti-bukti program yang ada.
“Saya menjamin akan ada kejutan yang diberikan oleh Kyai Ma’ruf Amin. Seluruh program-program, baik prestasi yang sudah berjalan, dan yang akan dijalankan, Insya Allah semua akan dipaparkan,” kata Pradana, saat ditemui usai acara nonton bareng film “Sang Kiai” di salah satu bioskop di Jakarta Selatan, Selasa (12/3) malam.
Pradana, yang juga menjadi Dewan Pembina Journalist Kemenpora FC (JK FC) menuturkan, jika catatan atau rapor Presiden Jokowi di dunia pendidikan, dalam indikatir hijau. “Artinya, partisipasi kita meningkat baik itu dari sekolah dasar (SD) hingga kuliah, dan penerima beasiswa semakin meningkat. Ini menjadi bukti bahwa Jokowi sangat komitmen sekali dalam dunia pendidikan.”
“Ditambah dengan adanya kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah yang baru dan kartu pra-kerja merupakan komitmen kita terkait dengan program Jokowi sebelumnya dan akan dilanjutkan ke periode berikutnya dengan kualitas dan kuantitas yang jauh lebih baik dan jauh lebih banyak. Karena, KIP kuliah itu adalah kartu lanjutan dari masyarakat yang sudah menerima KIP dari SD, SMP, SMA dan akan dilanjutkan ke perkuliahan. Jadi ini kesempatan untuk para emak-emak atau ibu-ibu di negara ini yang awalnya hanya berharap anaknya hanya sampai sekolah SMA, Insya Allah akan kita jamin anaknya bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan juga,” imbuh Ketua Koordinator KITASATU (Relawan Milenial Jokowi-Amin) dan pemimpin pembacaan deklarasi alumni SMA Jakarta Bersatu tersebut.
Pradana menambahkan, Jokowi sudah menerima masukan terkait dengan para penerima beasiswa. Nantinya, para penerima beasiswa tidak hanya para siswa yang pintar saja, tetapi untuk yang kurang secara akademik. “Yang tidak bisa berbahasa Inggris, para santri, nantinya juga akan ditempatkan sendiri-sendiri dan itu semua Insya Allah akan dipaparkan oleh Kyai Ma’ruf Amin dalam debat mendatang.”
“Untuk topik sosial budaya, kita rasa bukti-buktinya sudah ada, contoh misalnya cyber pungli, itu memang di bidang hukum, tetapi ini menjadi komitmen Jokowi untuk membudayakan antikorupsi. Itulah kenapa cyber pungli bukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengurusnya, karena masyarakat yang menderita itu bukan dari kalangan orang-orang kaya, tetapi dari kalangan bawah seperti saat membuat kartu identitas (KTP) dimintai uang, membuat surat izin mengemudi (SIM) dipalak, supir-supir angkutan dipalak oleh oknum-oknum di jalan, dan cyber pungli ini adalah salah satu bentuk konkret dari refolusi budaya itu. Bahwa kita harus berubah, baik itu dari pemerintahannya dan orang-orangnya. Jadi ini semua akan dibuktikan serta akan dipaparkan oleh Kyai Ma’ruf Amin,” imbuhnya.
Lebih jauh, terkait debat, Pradana melanjutkan jika sudah melihat program-program yang akan dipaparkan oleh kubu 02 dan dinilai tidak ada yang konkret. Sebagai salah satu contoh, mereka membicarakan masalah stunting (kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya), dengan cara melalui revolusi putih, yaitu melalui susu.
“Dari tim kita sudah melakukan penelitian bahwa yang menjadi penyebab stunting itu bukan dari anak usia 1 hingga 100 hari setelah lahir, jadi yang paling penting itu adalah kualitas ibunya, bukan anak-anaknya. Jadi bukan masalah kualitas susu yang diberikan kepada anaknya, itu salah besar. Yang dibutuhkan adalah nutrisi untuk ibunya baik itu Asi-nya, itu yang akan kita kejar. Makanya itu sudah kita buktikan melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (MEKAAR), sembako murah di periode kedepan dan itu menjadi bukti-bukti bahwa dari bidang kesehatan kita sudah satu langkah di depan.”
“Jadi saya rasa debat berikutnya kita bisa membuat ‘KO’ kubu 02 dengan bukti-bukti program yang ada dan program-program yang akan kita jalankan selanjutnya. Mengapa saya optimis, karena kita bicara dengan prestasi, dengan bukti dan tidak hanya mengumbar-umbar janji dan itu yang menjadi pembeda antara kita dan kubu sebelah,” pungkasnya.(bud)