JAKARTA (IndependensI.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) harus mampu membangunkan atau mengoptimalkan lahan pertanian dan kebun percobaan sehingga menjadi contoh dalam membangun pertanian 4.0. Dengan demikian, sektor pertanian Indonesia akan semakin maju dan menjadi lumbung pangan dunia semakin optimis diwujudkan.
“Bapak-Ibu, kenapa tiba-tiba aku panggil, kami keliling ke seluruh Indonesia, kami ingin anda menjadi agen pembaharu di tempat anda dan menjadi teladan,” demikian dikemukakan Mentan Amran dalam Rapat Koordinas Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementan yang mengangkat tema “Sinergi Membangun Pertanian 4.0” di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (27/5/2019).
“kami membayangkan seluruh UPT se-indonesia ramai dikunjungi orang ramai dikunjungi orang di sekitarnya, jadi betul-betul memberi memberi nilai tambah kepada masyarakat sekitarnya, bukan terjadi sebaliknya,” sambung Amran.
Amran mencontohkan keberhasilan pengembangan pertanian di Kalimantan Selatan yang menanam jagung dengan model tanam yang berbeda, produksinya mencapai 20 hingga 24 ton. Lahan jagung ini sebelumnya merupakan lahan tidur berantakan.
“Jadi seluruh UPT, harus bangunkan lahan tidur yang ada disekitarnya. Mulai pulang nanti bangunkan ya lahan-lahan tidur, dioptimalkan dan menjadi lahan produktif,” ujarnya.
Contoh yang kedua, sambung Amran, jika Balai Veteriner sukses mengembangkan sapi Belgian Blue setidaknya 5 ekor, dapat dipastikan masyarakat datang berbondong-bondong ingin mengadopsi ternak sapi tersebut.
“Begitupun dengan pengembadan ternak ayam kampung, harus menjadi contoh dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Amran meminta kepada kepala UPT untuk segera membangun role model pengembangan pertanian 4.0 dengan mengoptimalkan lahan tidur. Setiap UPT membangun satu paket bercocok tanam yang berstandar pertanian 4.0 sehingga menjadi contoh bagi pembangunan pertanian di daerah masing-masing.
“Jadi para kepala UPT yang hadir ini, pulang nanti harus langsung berbuat, seluruh lahan tidak boleh nganggur. Jadikan sebagai model atau contoh pertanian 4.0 yang sukses,” tuturnya.
“Jadi pertanian 4.0 itu, bertani dengan cerdas, teknologi berbasis digital, yang mengerjakan robot. Misal tanam jagung itu dilakukan robot. Ini harus kita wujudkan di daerah masing-masing,” pinta Amran.
Kepala Biro Organisasi dan Kepegawain Kementan, Abdul Halim menambahkan rapat koordinasi ini sekaligus bertujuan untuk mengevaluasi dan pembinaan kinerja UPT lingkup Kementan. Menurutnya, UPT memiliki peran strategia dan dituntut mensukseskan program pembangunan pertanian terutama program strategis percepatan swasembada pangan.
“Sesuai arahan pak menteri, kita terus mengembangkan aplikasi untuk peningkatan kinerga pegawai. Saat ini penilain kinerja sudah menggunakan aplikasi e-personal yang dinilai setiap bulan,” jelasnya.
“Kita juga mengembangkan e-mutasi. Jadi tidak lagi membawa berkas-berkas ketika pindah tugas,” tandas Halim.
Perlu diketahui, Kementan memiliki UPT di seluruh Indonesia sebanyak 160 unit. UPT tersebut terdiri berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Litbang, Badan Karantina dan Badan Pengembangan Penyuluhan dan SDM Pertanian.