JAKARTA (IndependensI.com) –
Di tengah maraknya intoleransi dan acaman bahaya radikal terorisme yang ada di temgah masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta kepada seluruh anggota maupun pengurus Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Bravo Lima untuk terus turut serta membantu menciptakan suasana perdamaian agar masyarakat bangsa ini tidak terpecah belah dan tetap solid.
Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI. Hendri Paruhuman Lubis usai menjadi pembicara terkait Pencegahan Bahaya Radikal Terorisme pada acara Narasi Kebangsaan Pejuang Bravo Lima. yang mengambil tema “Mengurai Akar Persoalan dan Telaah Strategi tangkal Radikalisme dan Intoleransi di Indonesia
“Yang jelas penyampaian saya tadi itu adalah untuk mempersatukan negara kita supaya kita tetap Solid, Jangan mau terpecah belah oleh siapapun. Termasuk mencega penyebaran paham radikal terorisme di masyarakat,” ujar Deputi I BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis usai acara tersebut yang berlangsung di Discovery Hotel, Jakarta, Jumat (31/1/2020) malam.
Untuk itulah alumni Akmil tahun 1986 ini berharap dalam praktiknya di lapangan nanti BNPT akan berkolaborasi dengan Bravo Lima dalam mencegah ini semua. Karena BNPT saat ini mempunyai Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang ada di 32 provinsi.
“Sementara mereka (Bravo Lima) ini mempunyai cabang yang ada di 34 provinsi. Ini tadi sesuai dengan pembicaraan saya dengan Ketua Panitia ini akan kita sinkronkan untuk sama-sama bekerja di daerah. Yang pasti ini akan secepatnya kita lakukan,” ucap mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk Bais) TNI ini.
Dalam kesempatan tersebut mantan Komandan Korem (Danrem) 173/Praja Vira Braja, Kodam XVII/Cenderawasih ini mengatakan, dalam pembekalan tersebut dirinya juga menyampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan BNPT selama ini dalam penanggulangan terorisme di Tanah Air termasuk upaya pencegahan masuknya paham-paham radikal terorisme tersebut di masyarakat.
Untuk itulah pria yang dalam karir militernya banyak dihabiskan di satuan elite ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini mengaku senang dengan antusiasme para audience yang hadir pada acara tersebut. Hal tersebut terlihat saat acara ramah tamah usai dirinya memberikan pembekalan. Bahwa pejuang Bravo Lima ini ingin bersinergi bagaimana semuanya bisa bersatu mengamankan bangsa Indonesia ini.
“Walaupun sebagian besar itu adalah senior-senior saya mantan-mantan Jenderal. Ada Jenderal Fachrul Razi, Menteri Agama kita, ada pak (Letjen Purn) Suaidi Marasabessy (mantan Kasum TNI), ada pak (Letjen Purn) Sumardi dan banyak lagi. Kemudian ada juga anak-anak muda, bapak-bapak ibu-ibu yang intinya kita bersatu ingin mengamankan negara ini agar ke depannya supaya jangan tercabik-cabik oleh kekejaman dari terorisme.,” kata Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini mengakhiri.
Sementara itu dalam kesempatan Ketua Umum Bravo Lima, Jenderal (Purn) Fachrul Razi menjelaskan, dalam acara tersebut pihaknya sengaja mengundang BNPT untuk berbicara di depan pengurus dan anggota Bravo Lima memiliki tujuan ingin membekali para anggotanya terkait masalah radikalisme terorisme yang harus diwaspadai bersama. Hal ini dikarenakan pihaknya ingin membantu pemerintahan Joko Widodo -Ma’ruf Amin yang mana salah ancamannya adalah masalah terorisme
“Karena kita (Bravo Lima) ini ada di seluruh Indonesia. Kita juga ada di luar negeri juga. Ada di Malaysia, di Timur Tengah supaya mereka memahami sekali apa itu radikalisme dan ancaman ancaman terorisme itu. Mereka bisa membantu karena mereka ini menyebar banyak untuk membantu pemerintahan dalam mengatasi radikalisme ini,” kata Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga Menteri Agama RI ini usai acara tersebut.
Pria yang juga mantan Wakil Panglima TNI ini pun juga menekankan kepada seluruh anggota Bravo Lima untuk ikut bersama-sama mencegah penyebaran paham radikal terorisme ini agar tidak semakin menyebar di masyarakat.
“Pertama tentu supaya mereka jangan terlibat di sana, Kedua mereka paham dan bisa ikut menangkal munculnya terorisme itu. Dan kalau ada benih-benih yang muncul kan dia bisa melaporkan kepada aparat keamanan,” kata alumni Akmil tahun 1970 ini.
Untuk itu mantan Komisaris Utama PT Aneka Tambang (Antam), Tbk ini juga meminta kepada para anggota Bravo Lima ini untuk ikut serta menyebarkan pesan perdamaian demi menjaga kerukunan di masyarakat. “Sudah jelas itu. Sebelumnya saya cerita juga tentang masalah-masalah toleransi dan kerukunan umat beragama itu juga penting buat mereka,” kata mantan Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara (Brigif Linud) 17/Kujang Kostrad ini mengakhiri
Seperti diketahui, sebelum menjadi Ormas, Bravo Lima ini adalah tim relawan pendukung pasangan Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin saat Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu. Komunitas ini dibentuk oleh beberapa purnawirawan Jenderal TNI yang ingin tetap bisa mendukung kerja Presiden Jokowi pada periode kedua.
Bravo Lima ini sendiri juga sempat dibekukan pada tahun 2014 lalu setelah berhasil mengantarkan Jokowi-Jusuf Kalla memenangkan Pilpres. Namun, menjelang Pilpres 2019, tim relawan ini dihidupkan lagi dengan dipimpin oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI.