JAKARTA (Independensi.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembibitan yang memiliki kapasitas hingga 300 juta bibit di PT. Riau Andalan Pulp & Paper, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (21/2) siang.
”Saya kira kekuatan-kekuatan seperti ini yang harus apa mulai diangkat karena ini juga bisa mengurangi ini substitusi impor, artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita sehingga kita harapkan neraca transaksi berjalan kita juga semakin baik,” ujar Presiden Jokowi.
Kalau memiliki sendiri, menurut Presiden, tidak perlu sedikit-dikit impor, sehingga semua dari hulu sampai hilir dikerjakan di dalam negeri.
”Ini yang pertama, yang pertama ini sebuah industri yang sangat modern ya, dimulai dari nursery (pembibitan) di sini,” tambah Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) seraya menyampaikan bahwa di sekitar pembibitan ada Akasia dan Eukaliptus.
Ini yang banyak, menurut Presiden, belum dilihat bahwa Indonesia memiliki sebuah potensi besar dalam industri rayon ke depan.
”Jadi tidak usah lah kita impor rayon, impor viscose tapi kita sendiri sudah bisa memproduksinya. Saya kira ini sebuah apa, kelihatan sebuah manajemen yang sangat bagus sekali,” tandasnya.
Kepala Negara menegaskan bahwa dengan pembibitan ini makan bahan baku tidak perlu impor lagi karena kekuatan industri serat rayon viscose yang mencapai 240 ribu ton dan akan ekspansi hingga 600 ribu ton.
”Kita harapkan nanti sebagian untuk industri dalam negeri, masuk ke industri tekstil, masuk lagi, didorong lagi ke arah industri garmen. Saya kira kekuatan ini yang akan menjadikan kita memiliki sebuah competitiveness yang kuat,” tutur Presiden.