INDRAMAYU (Independensi.com) – Menghadapi pandemi covid-19 yang diperkirakan akan sampai dengan bulan April 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) dengan sigap menyiapkan pangan untuk masyarakat Indonesia dengan mendorong produksi padi dan jagung bulan Maret-April 2019. Salah satu upaya yakni menjamin produksi di daerah-daerah sentra, seperti Kabupaten Indramayu sebagai produsen beras terbesar di Jawa Barat bahkan nasional.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Indramayu Takmid mengatakan Kementan setiap tahun menggelontorkan bantuan untuk Kabupaten Indramayu dalam jumlah cukup besar, yakni mulai bibit, alat mesin pertanian, mesin penggilingan dan bantuan asuransi hingga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena itu, kondisi pertanian di Indramayu dalam bidang produksi padi saat ini masih tertinggi di Jawa Barat.
“Kami tetap optimis dan terus mempertahankan produksi padi ini meningkat di angka 1,5 juta ton gabah kering. Terlebih di bulan Maret dan April ini walau tengah dilanda Virus Corona, produksi padi dan jagung tetap tinggi. Petani panen raya,” demikian tegas Takmid di Indramayu, Minggu (29/3/2020).
Takmid menyebutkan luas panen padi Indramayu Maret 2020 sebesar 3.677 hektar dan April 10.573 hektar. Adapun harga gabah kering panen saat ini sangat menguntungkan petani, yakni Rp. 5.300/kg.
“Sementara luas panen jagung bulan Maret ini mencapai 265 hektar. Prediksi April seluas 530 hektar. Harga jagung pun membuat petani tersenyum, Rp 4.000 per kilogram pipil kering panen,”
Geliat panen di Jawa Barat juga bermunculan padan bulan April. Yakni Kabupaten Majalengka akan panen 27 ribu ha, Cianjur 26 ribu ha dan Subang 26 ribu ha. Oleh karena itu, tidak perlu dikhawatirkan ketersediaan stok pangan sampai dengan bulan April khususnya beras.
“Ini tidak lepas berkat peran rekan-rekan penyuluh pertanian yang terus mengedukasi para petani dalam upaya tercapainya produksi padi setiap tahun. Program Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian, red) dan Kostraling (Komando Strategi Penggilingan, red) yang dijalankan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sangat tepat mengantisipasi guna amankan stok pangan di masa wabah Virus Corona ini,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan geliat petani dalam menghadapi pandemi Covid-19 tidak menurun. Hal ini ditunjukkan dengan tetap beraktivitasnya kegiatan di sawah, minat berusaha di subsektor tanaman pangan pun terlihat naik melalui Program Kostratani dan Kostraling yang dijalan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
“Diperkirakan bulan Maret ini akan panen padi 1,1 juta ha dengan perkiraan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling setara beras 3,2 juta ton beras. Masih ada stok beras nasional 3,51 juta ton, di Bulog 1,65 juta ton, penggilingan 1,07 juta ton, dan di pedagang 792 ribu ton,” ujarnya.
Kebutuhan beras bulan Maret sebanyak 2,49 juta ton sehingga pada bulan Maret masih terdapat surplus 698 ribu ton beras. Memasuki Bulan April diperkirakan panen 1,7 juta ha dengan perkiraan produksi 8,8 juta ton gabah kering giling, setara beras 5,04 juta ton. Kebutuhan beras Bulan April diperkirakan 2,5 juta ton sehingga pada bulan April terdapat surplus 2,53 juta ton.
“Dengan kata lain, stok pangan khususnya beras untuk bulan Maret-April aman. Adanya Covid 19 tak pengaruhi berkurangnya stok beras. Sehingga, harga beras pun ikut stabil,” beber Suwandi.
Sama halnya dengan jagung, Suwandi menyebut pada bulan Maret ini akan panen 1,08 juta ha setara produksi dengan kadar air 15% sebesar 5,47 juta ton dan asih ada stok di Bulog dan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak sebesar 661 ribu ton. Kebutuhan jagung sebesar 2,46 juta ton sehingga terdapat surplus 3,68 juta ton.
“Di bulan April diperkirakan akan panen 570 ribu ha setara produksi dengan kadar air 15% sebesar 2,87 juta ton. Kebutuhan jagung bulan April diperkirakan mencapai 1,93 juta ton sehingga di bulan April masih ada surplus 4,62 juta ton,” sebutnya.
Lebih lanjut Suwandi menegaskan di era Menteri Pertanian Syahrul Yasin limpo, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah baik penyediaan pangan, penyediaa KUR dengan bunga rendah, pengamanan dari serangan hama penyakit dan pemantauan harga. Salah satunya bantuan penggilingan atau Rice Milling Unit (RMU) yang telah mencapai 345 unit.
“Diharapkan penggilingan tersebut khusunya yang kapasitasnya besar dapat dioptimalkan pemanfaatannya sehingga bisa bergerak bersama Kostraling untuk menyerap KUR,” terangnya.
“Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk ketersediaan pangan, pemerintah dan petani berjuang, masyarakat diharapkan dapat mematuhi himbauan pemerintah dan tenang mensikapi segalanya. penyediaan pangan disaat pandemi covid-19 aman,” tutup Suwandi. (wst)