Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat memberikan kuliah Umum kepada 2.700 mahasiswa baru, di Kampus Unissula Semarang.

Atasi Rob Kota Semarang Kementerian PUPR Bangun Tanggul dan Kolam Retensi

Loading

SEMARANG (Independensi.com) – Untuk menangani banjir rob di Semarang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air, mulai melakukan persiapan pengerjaan pengendalian banjir dan rob Paket 2. Di dalam Paket 2 ini, tanggul rob dan kolam retensi akan dibangun di sekitar Kampus Unissula. “Selain itu kita juga akan membangun tanggul penahan di Terminal Terboyo dan perbaikan alur Kali Tenggang,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat memberikan kuliah Umum kepada 2.700 mahasiswa baru, di Kampus Unissula Semarang.

Problem klasik yang selalu terjadi di Kota Semarang terutama di pinggiran mulai dari Kaligawe sampai Genuk yaitu banjir rob atau masuknya air laut yang menggenangi daratan secara berkala bahkan permanen, mulai teratasi dengan dibangunnya beberapa tanggul di sekitar kawasan tersebut termasuk di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) di Semarang Jawa Tengah.

Sebelumnya, Kementerian PUPR juga sedang membangun tanggul Paket 1 yaitu Polder Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin sampai Kali Babon. Polder Sringin tersebut dilengkapi dengan pompa yang dapat berfungsi memompa air rob kembali ke laut. “Dengan kehadiran polder tersebut wilayah Utara Semarang, khususnya Terminal Terboyo dan Kawasan Kaligawe akan terbebas banjir rob. Rencananya pembangunan tanggul tersebut selesai pada akhir 2018,” ungkapnya.

Kota Semarang memiliki 5 polder untuk mengatasi banjir rob. Pada tahun lalu, sudah dirampungkan Polder Banger. “Dengan Kehadiran Polder Banger tersebut membuat kondisi Pelabuhan Semarang sampai Semarang Tengah sudah mulai bebas banjir rob,” jelasnya.

Kepada para mahasiswa, Menteri Basuki menyampaikan untuk pembangunan infrastruktur diperlukan sumber daya manusia handal melalui program sertifikasi tenaga ahli dan terampil demi memenuhi target 3 juta tenaga kerja bersertifikat tahun 2019.

Menteri Basuki menyampaikan,  bahwa cara bekerja di Kementerian PUPR membangun infrastruktur harus dilakukan secara cepat, ibaratnya seperti musik rock and roll,” tidak bisa bekerja hanya linier dengan irama musik pop atau dangdut. Bekerja selama 7 hari yang dibagi dalam 3 shift per hari inilah solusinya. Karena tanpa itu semua kita tidak akan bisa melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya.

Kepada mahasiswa baru Menteri Basuki berpesan,  selamat belajar, belajar dan belajar. “Smart is a must, but not sufficient artinya pintar saja tidak cukup karena saya yakin mahasiswa sekarang bagus kualitasnya, tetapi harus selalu dibekali dengan akhlak yang baik yakni dimana keberadaan kita ditengah masyarakat memberikan rasa aman, nyaman, dan manfaat,” jelasnya.

Sementara itu Rektor Unissula Anis Malik Thoha mengungkapkan apresiasinya atas program-program Pemerintah yang memfokuskan kepada pembangunan infrastruktur. “Salah satunya dilakukan Kementerian PUPR membangun infrastruktur untuk mengatasi masalah banjir Rob di Semarang. Disamping itu pembangunan jalan tol yang membuat akses menuju Semarang atau sebaliknya lebih mudah. Pembangunan ini secara tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh Unissula,” tandasnya