Seorang laki-laki memberikan suaranya pada pemilihan umum awal di Arashan, sekitar 20 kilometer dari Bishkek, Sabtu (14/10/2017). Pemilu serentak untuk memilih presiden dijadwalkan berlangsung pada Minggu (15/10/2017). (AFP)

Rakyat Kirgistan Pilih Pemimpin Baru

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Rakyat Kirgistan akan memilih presiden berikutnya lewat pemilihan umum yang digelar Minggu (15/10/2017) ini.

Pemilu dijadwalkan berlangsung mulai 02.00 GMT (09.00 WIB) hingga 14.00 GMT (21.00 WIB). Masih sulit diprediksi siapa yang bakal terpilih sebagai pemimpin baru negara pecayan Uni Soviet ini.

“Saya belum punya pilihan,” kata Talant Jumabekov, mahasiswa berusia 20 tahun yang belajar di sebuah perguruan tinggi di Bishkek, seperti dikutip kantor berita AFP, Minggu pagi.

“Kawan-kawan saya merasa seperti saya. Ini adalah kesempatan pertama kami memilih pemimpin negeri tapi kami tidak tahu harus memilih siapa,” ujarnya.

Perjalanan politik dari pemberontakan pada 2005 dan 2010 menuju pemilu demokratis bukan hal mudah buat bangsa yang mendiami wilayah di Asia Tengah ini.

Masa enam tahun di bawah kepemimpinan Presiden Almazbek Atambayev diwarnai intrik, penindasan, dan kekacauan. Atambayev terpilih lewat pemilu 2011 yang dibayangi kekerasan bernuansa politis dan eknis yang menewaskan ratusan orang.

Sesuai batasan satu periode yang ditetapkan undang-undang, Atambayev harus mundur. Presiden berusia 61 tahun itu meletakkan harus jabatannya untuk diperebutkan oleh dua orang kandidat.

Calon pertama adalah Sooronbai Jeenbekov. Sama seperti Atambayev, politikus berusia 58 tahun itu adalah anggota Partai Sosial Demokrat. Sebagai orang yang dekat dengan pemerintahan, Jeenbekov punya sedikit keunggulan. Atambayev juga menyebutnya sebagai sahabat.

Kandidat lain adalah Omurbek Babanov. Pemerintah menuding laki-laki berusia 47 tahun itu memicu kebencian etnis lewat berbagai pernyataannya selama kampanye.

Pada Jumat (13/10/2017), Jaksa Agung Kirgistan menyelidiki dugaan ujaran kebencian yang dilontarkan Babanov saat berkampanye di kawasan yang banyak dihuni orang Uzbek. Babanov membantah tudingan tersebut.

Tuduhan itu mencuat segera setelah seorang pendukung Babanov ditangkap atas dugaan makar. Media massa setempat melaporkan pengusaha kaya itu korup dan dipengarui oleh pengusaha dari negara tetangga, Kazakstan.

Rakyat Kirgistan mencemaskan bakal adanya kecurangan. “Jika pemilu berlangsung bersih, pasti akan ada putaran kedua,” kata Shakena Omuraliyeva.

“Tapi saya khawatir pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk memastikan kandidat mereka mendapatkan lebih dari 50 persen,” ujar pensiunan itu.