JAKARTA (IndependensI.com) – Tanggal 16 Oktober diperingati sebagai hari pangan dunia. Tapi hingga hari ini, ratusan ribu orang di Chad masih kelaparan.
Setidaknya 350.000 orang di negara di Afrika itu kekurangan pasokan makanan, kehilangan ternak peliharaan, lahan, dan tanamananya. Mereka juga tidak bisa memancing ikan.
Kekeringan dan konflik bersenjata membuat lebih banyak lagi orang terancam kelaparan parah. Lebih dari 8 juta orang akan menderita kelaparan jika tidak ada perubahan.
Hanya sedikit negara di dunia yang lebih melarat dibanding Chad. Negara yang terletak di Afrika Tengah itu menempati urutan 186 dari 188 negara di Indeks Pembangunan Manusia PBB. Daftar itu dibuat berdasarkan tingkat kesejahteraan, kesehatan, dan berbagai indikator lain.
Usia harapan hidup di Chad hanya 52 tahun. Pendapatan per kapita mereka kurang dari US$2.000 tahun lalu. Sebagian besar dari 15 juta orang warga Chad rata-rata hanya mengenyam tujuh tahun pendidikan di sekolah.
Kemiskinan di Chad tidak lepas dari sepak terjang gerombolan militan Boko Haram. Seorang nelayan yang tinggal di tepian Danau Chad, Ibrahim, mengatakan kehidupan 10 tahun lalu daerah itu cukup makmur. Dia mengaku pernah “hidup seperti raja” dengan melimpahnya ikan, sayuran, dan kambing.
Kehadiran Boko Haram mengubah segalanya. Sekitar delapan tahun lalu, gerombolan Islamis itu melintas dari perbatasan Nigeria dan melancarkan serangan di Chad.
Mereka menyerbu permukiman warga dan membunuh penduduknya. Ribuan orang mengungsi untuk menyelamatkan diri.
“Mereka datang saat Ramadan. Kami belum sempat minum (untuk berbuka puasa) ketika kami mendengar suara tembakan,” kata seorang perempuan, Hacua.
Dia langsung membawa anak-anaknya mengungsi dengan berjalan kaki selama satu bulan.
“Kami berhasil mencapai tempat aman bersama anak-anak. Tapi kami kehilangan beberapa anggota keluarga,” kata Ibrahim.
Kini Ibrahim menghadapi ancaman lain yaitu kelaparan. Dia tinggal sekitar tiga jam dari danau. Mata pencaharian Ibrahim satu-satunya adalah mengambil air untuk orang dan hewan ternak. Upahnya hanya beberapa sen yang nyaris tidak cukup untuk membeli makanan.
Ibrahim tidak sendirian. Mereka yang lolos dari serangan jihadis juga mengalami kelaparan. Serangan Boko Haram merusak kehidupan jutaan orang di sekitar danau yang membentang di perbatasan Chad, Kamerun, Niger, dan Nigeria.
“Serangan Boko Haram dan strategi militer pemerintah telah memaksa mereka meninggalkan rumah dan kampung halamannya. Mereka tidak punya pilihan lain. Konflik di Danau Chad adalah konflik sunyi. Ini adalah tempat orang yang paling terlupakan,” kata Ibrahim.
Banyak korban Boko Haram belum mengerti penyebab perang yang merenggut mereka dari tempat tinggalnya. “Saya tidak pernah menduga bahwa saya berada dalam keadaan seperti ini,” kata Fatima.