Inilah Empat Pasangan Cagub dan Cawagub PDIP Pada Pilkada 2018

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan empat pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada 2018 mendatang. Adapun keempat pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusung PDIP tersebut yakni untuk provinsi Riau, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku.

Untuk pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diumumkan yakni, Riau, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku.

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Riau, PDIP mengikut Partai Golkar yang mencalonkan Andi Rachman dan Suyatno. Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sulawesi Tenggara PDIP mencalonkan Asrun dan Hugua. Calon Wakil Gubernur Sultra Hugua merupakan kader PDIP yang sekaligus Ketua DPD PDIP Perjuangan Sultra.

Sementara itu, pasangan gubernur dan calon wakil gubernur NTT adalah, Martinus Sae dan Emilia J Numleni. Untuk calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku adalah, Murad Ismail dan Barnabas Orno.

Pengumuman Calon Gubernur dan wakil Gubernur tersebut disampaikan langsung Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. “PDI Perjuangan memilih calon kepala daerah, dengan pertimbangan berjiwa pemimpin, bukan sekadar tokoh populer,” kata Megawati Soekarnoputri, di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Minggu (17/12/2017).

Pada kesempatan tersebut, hadir sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan. Megawati menegaskan, calon pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki komitmen untuk membangun rakyat dan daerahnya. “Komitmen untuk mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi. “Tentunya calon pemimpin yang punya elektabilitas tinggi, sehingga memiliki potensi untuk terpilih.,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengkritik pihak-pihak tertentu yang berupaya menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan. Segala cara dilakukan untuk bi8sa berkuasa, termasuk menyebarkan isu SARA , ujaran kebencian dan lain sebagainya. “Saya tidak tahu apa maksudnya melakukan seperti itu. Mereka berpolitik tanpa etika,”kata Megawati. (kbn)