Tak Terima Anaknya Nilai Matematika 50, Orangtua Siswa Temui Guru

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Kalau kita melihat sekilas dari luar,  gedung Sekolah Dasar Negeri 023 Desa Sei Ubo Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu – Riau sangat rapi dan membanggakan. SDN ini pun  mempublikasikan bahwa akreditasi SD Negeri 023 itu adalah “B”.  Bagus lah untuk sebuah sekolah dasar di tingkat Kecamatan di tingkat Kabupaten yang sangat jauh dari perkotaan.

Namun bagaimana kualitas guru yang mengajar di sana? Soal yang inilah yang menjadi pertanyaan orang tua murid belum lama ini. Orang tua murid merasa ada yang tidak beres dalam hal memberikan pelajaran atau menyangkut kualitas guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Salah satu orangtua murid yang bernama Nelly Pakpahan terpaksa menjumpai (menemui-red) seorang guru ke sekolah karena tak terima anaknya bernama Damayanti Manurung memperoleh  nilai matematika 50 yang diberi gurunya yang bernama Kiky belum lama ini.

Nelly Pakpahan merasa tidak terima nilai matematikanya itu dikasih 50.
“Karena nilai anak saya  yang seharusnya nilai 100 dari dua soal tersebut,” kata Nelly. Adapun soal yang dikomplain Nelly Pakpahan kepada guru adalah sebagai berikut:

Bilangan 11, 13, 15 dan 17 adalah membentuk pola bilangan:
A. Ditambah Satu
B. Ditambah Dua
C. Ditambah Tiga

Damayanty Manurung siswi kelas 1 ini pun menjawab “B” Ditambah Dua. Namun guru kelas menilai bahwa Damyanti memilih “B” adalah salah, karena semua soal hanya 2, maka Damayanty manurung dapat nilai 50. Menurut Kiky  guru kelas 1 itu adalah jawaban yang benar adalah “A” Ditambah Satu.

Perdebatan kecil pun terjadi ketika Nelly Pakpahan- ibunya Damayanti–menjumpai guru kelas bernama Kiky tersebut. Sebab, Kiky guru kelas 1 itu tetap ngotot menyebut  hasilnya satu dan bukan dua.

Karena perdebatan itu tidak mendapat solusi, Nelly Pakpahan, orangtua Damayanti Manurung meninggalkan  guru tersebut. Namun setelah beberapa saat kemudian,  entah guru ini bertanya kepada guru yang lain, Guru ini langsung memanggil orangtua siswa itu dan akhirnya membenarkan soal yang dijawab Damayanti adalah benar “B” Ditambah Dua. Nilai Damayanti Manurung pun dirubah dari 50 menjadi 100.

Semudah itu? Mengoreksi nilai tersebut memang mudah, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah kualitas dan ketelitian dari seorang guru.  “Saya heran kepada gurunya, karena bilang pada  anak saya,  katanya jawabannya adalah A ditambah satu, setahu saya ditambah dua. Guru ini tamatan  dari mana ya, begitu Nelly berfikir dalam hati atas kejadian tersebut?

Kepada Pemerintah Nelly Pakpahan pun berpesan” : Tolong kirim  guru yang berkualitas, anak saya disekolahkan supaya cerdas dan bukan mau bodoh disekolah, katanya, Minggu 17 Desember 2017. (Mangasa Situmorang)