PEKANBARU (IndependensI.com) – Beredarnya video calon Gubernur Sumatera Utara di media sosiial membuat tokoh agama dan tokoh adat angkat bicara. Video Edy Rahmayadi yang sedang bagi-bagi uang pecahan 50 ribu rupiah kepada anak-anak dan ibu-ibu menjadi bahan perbincangan pro dan kontra.
Ketua Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) Tumpal Hutabarat mengatakan, apa yang dilakukan oleh Edy Rahmayadi bagi-bagi uang di gereja kepada anak-anak adalah hal yang lumrah dilakukan oleh pejabat publik dimanapun. “Bagi saya tidak masalah jikalau pun bapak Edi Rahmayadi nyawer anak-anak didalam gereja, dan saya juga kalau saya diundang ke acara adat atau gereja, saya nyawer, itu sudah cirikhas adat batak apalagi ada Tor-tor (menari)”, kata ketua IKBR Tumpal Hutabarat kepada IndependensI.com di Pekanbaru, Senin 8 Januari 2018.
Dijelaskannya, berkat kepada anak-anak tidak boleh disebut menjadi money politik dan itu adalah hak anak-anak yang wajib kita tunjukkan rasa sayang kita kepada anak.
Sementara itu Pimpinan dan Penatua Gereja HKBP Serangge Pabrik Peranap yaitu Musihar Simatupang, pemberian uang yang dilakukan Edy Rahmayadi halal dan itu sah-sah saja.
“Ketika Pak Letnan Jenderal Edy Rahmayadi membagikan uang itu kepada anak-anak apakah sudah suasana kampanye? Atau beliau didalam gereja ketika ada acara pesta adat atau pesta pembagunan gereja? Jangan dipolitisasi lah berkat yang bukan money politik. Ada pepatah mengatakan lebih sakit ketika kita memberi kepada orang tetapi tidak diterima daripada kita meminta namun tidak diberi” Jelasnya
Saya pimpinan Gereja HKBP di Serangge Pabrik Peranap dan saya selalu “open house” kepada pejabat dan calon pejabat pada gereja kami. Dan kalau ada pejabat dan calon pejabat yang membagi berkat bagi kami ya diterima. Namun kami bukan mengemis. Tetapi saya sebagai Pimpinan Gereja dan Jemaat mendoakan calon pejabat dan pejabat pemerintah itu, sebab mereka adalah hamba Allah yang harus dihormati” ujar Musihar Simatupang
Gereja Tempat Beribadah dan Bukan Tempat Berpolitik
Salah satu Ketua Persatuan Gereja Riau (PGR) sekaligus Gembala di Gereja Pentakosta Indonesia yaitu Bapak Togatorop, mengatakan bahwa gereja tidak memperbolehkan money politik, apalagi di dalam gereja, dan dilarang menerima uang. “Tuhan itu kaya, jadi segala keperluan kita dicukupkan Tuhan” katanya
Namun ketika independensi.com menanyakan ada salah satu Gereja Pemtakosta Indonesia yang juga dibawah naungannya di Panam Pekanbaru sedang membagikan proposal kepada Pejabat dan Pengusaha karena minimnya dana untuk pembelian areal parkir gereja, pendeta ini tidak komentar. “Oh kalau masalah itu saya tidak tahu” katanya. (Mangasa Situmorang)