Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Tri Haryanto. (Humas Direktorat Jenderal Budidaya KKP)

Percepat Perluasan Area Minapadi, KKP-FAO Lakukan Pelatihan Bersama

Loading

SUKOHARJO (Independensi.com) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan FAO (Food and Agriculture Orgsnization) menyelenggarakan pelatihan teknik budidaya minapadi kepada sedikitnya 50 orang petani di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Selasa (6/3/2018).

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan dukungan berupa benih ikan sebanyak 10.000 ekor per ha.

Sebagaimana diketahui, Indonesia telah ditetapkan FAO sebagai acuan model pengembangan minapadi di dunia khususnya di kawasan Asia-Pasifik. Ini merujuk pada keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan sistem ini di berbagai daerah.

KKP-FAO telah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerjasama yang telah terjalin di tahun 2015-2016 yakni National Training on Promote Scaling-up of Innovative Rice-Fish Farming and Climate Resilient Tilapia Pond Culture Practice for Blue Growth in Asia.

“Scaling-up minapadi, kali ini memilih Kabupaten Sukoharjo dengan luas area sekitar 25 hektar. Sukoharjo merupakan salah satu sentra padi di Jawa Tengah dengan luas area sawah mencapai 20.518 ha. Oleh karenanya, kegiatan ini diharapkan akan tingkatkan produktivitas padi dan ikan, utamanya dapat memberikan nilai tambah pendapatan bagi petani” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Tri Haryanto saat membuka training di Sukoharjo.

Tri mengingatkan bahwa tantangan masyarakat global ke depan yakni bagaimana mencukupi kebutuhan pangan ditengah ledakan jumlah penduduk dan perubahan iklim dan lingkungan.

Menurutnya, ini perlu diantisipasi salah satunya dengan mendorong inovasi intensifikasi budidaya tepat guna yang berwawasan lingkungan. Minapadi menjadi pilihan paling tepat karena terbukti mampu tingkatkan produktivitas.

“Indonesia memiliki potensi lahan minapadi seluas 4,9 juta ha. Saat ini yang termanfaatkan baru 129.000 ha. Ini yang perlu kita prioritaskan ke depan untuk topang ketahanan pangan nasional”, imbuhnya.

Penerapan sistem minapadi di berbagai daerah secara langsung turut memberikan kontribusi terhadap pasokan beras berkualitas dan suplai ikan di kalangan masyarakat.

Ketua Kelompok Pokdakan Subur Jaya, Soleh, mengungkapkan bahwa dengan menerapkan sistem minapadi, dirinya mengakui mendapatkan 3 (tiga) keuntungan, yakni produktivitas padi naik hingga 30 persen dari awal 5 ton per ha menjadi 6,5 ton, produksi ikan nila juga naik, dan yang pasti menurutnya pendapatan petani juga naik bisa 2 kali lipat.

“Yang paling menarik yaitu beras dari produk ini sangat bagus dan di pasar jadi kualitas beras organik premium, hama padi pun tidak ada. Saat ini kami akan terus kembangkan area yang ada dari semula sekitar 20 hektar.”, ungkap Soleh saat ditemui di lokasi minapadi desa Cikurutug, Sukabumi beberapa waktu lalu.

Sementara itu, KKP hingga tahun 2017 telah memberikan dukungan untuk pengembangan minapadi di berbagai daerah seluas 295 ha. Tahun 2018 akan dikembangkan pada lahan seluas 250 ha di seluruh Indonesia. Dukungan ini akan menjadi model dan diharapkan dapat diadopsi masyarakat secara masal diberbagai daerah potensial.