Ilustrasi. Peringati Hari Bumi, Mahasiswa Unsyiah Tanam Mangrove. (Ist)

Peringati Hari Bumi Internasional, 300 Pohon Bakau Ditanam di Teluk Palu

Loading

PALU (Independensi.com) – Peringatan Hari Bumi Internasional di Kota Palu, Sulawesi Tengah, ditandai dengan penanaman sebanyak 300 pohon bakau atau mangrove oleh puluhan komunitas peduli lingkungan yang dipusatkan di Teluk Palu, Minggu (22/4/2018).

Kegiatan yang diinisasi oleh Seangle Indonesia itu, bekerja sama dengan 23 komunitas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu dan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah, untuk memperingati Hari Bumi Internasional tahun 2018, setiap tanggal 22 April.

Lokasi penanaman dipusatkan di sekitar Jembatan IV yang juga muara Sungai Palu dengan melibatkan sekitar 150 orang dari komunitas tersebut dengan tagar ‘satu orang satu mangrove’ dan ‘end plastic pollution’.

“Ini kegiatan semua komunitas di Kota Palu, yang peduli akan kelestarian lingkungan,” kata Abi, salah seorang inisiator kegiatan.

Penanaman pohon mangrove ini merupakan yang pertama kali dilakukan lintas komunitas peduli lingkungan, dengan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam menjaga serta melestarikan apa yang ada di bumi, melalui aksi lingkungan. Kemudian menggerakan dan mengampanyekan kepedulian lingkungan pada masyarakat lokal.

“Kami berharap kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dengan media-media kreatif,” harap Abi.

Sementara itu, inisiator lainnya Reny Septiani mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah setempat karena telah membantu suksesnya kegiatan tersebut.

Penanaman mangrove, salah satu rangkaian dari peringatan hari bumi internasional dengan tujuan melestarikan pesisir pantai melalui penanaman mangrove massal, mengenal dan belajar tentang produk-produk daur ulang, mengkampanyekan kepedulian kepada lingkungan melalui kreativitas serta meningkatkan kesadaran tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Dalam kegiatan itu, sejumlah anak usia dini juga diajarkan bagaimana cara menanam mangrove serta menjaga kelestarian lingkungan.

“Salah satu program kami, yakni mengajarkan anak-anak untuk dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai,” ungkap perwakilan komunitas Bersama Tulus Berbagi, Rayyan.

Sabtu (22/4/2018) malam, komunitas ini juga melaksanakan kegiatan mini eco-festival untuk menyuarakan kampanye kepedulian lingkungan, diantaranya community booth, Hydrophonic Workshop, Ecobrick, Eco Produck, Commitmen Board dan Ecoustik. (ant)

One comment

  1. Very interesting subject, appreciate it for putting up. “The height of cleverness is to be able to conceal it.” by Francois de La Rochefoucauld.

Comments are closed.