JAKARTA (IndependensI.com) – Pebulutangkis spesialis tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung siap menghadapi unggulan empat Thailand, Ratchanok Intanon pada babak kedua Blibli Indonesia Open 2018. Gregoria melaju ke babak kedua dengan mengalahkan Lee Chia Hsin (Taiwan), dengan skor 21-13, 21-7.
Kedua pemain tercatat belum pernah saling bertemu, namun Gregoria akan mempelajari video pertandingan calon lawannya tersebut. Pertemuan kedua pemain juara dunia junior ini memang menarik untuk disaksikan. Akankah Intanon yang lebih berpengalaman bisa menundukkan Gregoria yang kerap membuat kejutan dan didukung publik sendiri?
“Persiapan khusus sebetulnya sudah dengan latihan dari kemarin-kemarin. Saya tahu tidak mudah mengalahkan dia, jadi rasa nggak mau kalah saya juga harus ditambah, harus mau berusaha,” ujar Gregoria seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI, Selasa (03/07/2018). Gregoria yang pernah meraih medali emas BWF World Junior Championships 2017 itu mengatakan, dari sebelum Piala Uber pelatih sudah menambah latihan kekuatan kaki. Hasilnya masih dalam proses dan sedikit mulai kelihatan perubahannya. “Asal saya konsisten dan pola pikir saya di tiap pertandingan diubah, ada rasa tidak mau kalah, mudah-mudahan bisa,” sebut pemain binaan klub Mutiara Cardinal Bandung ini.
Gregoria menjadi wakil tunggal putri Indonesia pertama yang lolos ke babak kedua Blibli Indonesia Open 2018. Sebelumnya Fitriani harus terhenti di babak pertama setelah dikalahkan Intanon dengan skor 8-21, 16-21. Sedangkan Dinar Dyah Ayustine dan Lyanny Alessandra Mainaky masih belum bertanding.
Bagi Fitriani, merupakan keempat kalinya dikalahkan Intanon yang kini duduk di peringkat empat dunia. Serangan-serangan Intanon yang memang terkenal tajam, seringkali tak dapat diantisipasi Fitriani. Selain pertahanannya yang kurang rapat, Fitriani juga melakukan kesalahan-kesalahan sendiri yang membuat poin Intanon terus bertambah.
“Pukulan-pukulan atas lawan cukup bagus, seharusnya pengembalian saya melewati badannya. Bola-bola lawan juga lebih bervariasi, saya kalah matang, dan kalah dari segi pukulan,” ujar Fitriani usai laga. “Sebetulnya saya sudah mempelajari permainannya, tetapi dia kan juga menonton pertandingan saya. Dia tahu kelemahan dan kebiasaan saya. Hari ini saya merasa belum maksimal, di akhir baru dapat permainannya, tetapi saya malah buru-buru menyerang,” beber Fitriani.
Fitriani juga menuturkan bahwa sang pelatih, Minarti Timur, sudah memberikan instruksi untuk merapatkan pertahanannya karena serangan Intanon memang berbahaya. Sayangnya Fitriani belum berhasil mengeluarkan permainan terbaiknya di hadapan publik Istora. “Tegang pasti ada, tapi di akhir-akhir saya coba rileks. Dukungan penonton saya jadikan motivasi saja,” sebut Fitriani. “Kalau bertemu lagi, pertahanan saya harus rapat, main safe, fokus jangan sampai ada celah untuk serangannya,” kata Fitriani.