Warung esek-esek atau warung remamng remang yang beroperasi di depan Kantor Camat Balai Jaya Kota, Kecamatan bakai Jaya, Kabupaten Rokan Ilir, Provinsi Riau

Gereja GBI Ditutup Versus Warung Esek-esek

Loading

PEKANBARU (IndependensI.com) – Sebuah warung tempat esek-esek, tepatnya di KM 39 di jalan Lintas Sumatera Kelurarahan Balai Jaya Kota, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir – Riau masih tetap beroperasi. Warung tempat esek-esek atau sering disebut warung remang-remang yang letaknya di depan Kantor Camat itu sempat mendapat sorotan sejak beberapa waktu lalu.

Makanya Camat Balai Jaya, Samsuir beberapa waktu lalu yakni pada hari Sabtu (7/7/2018) silam, sudah berjanji akan menutup warung esek-esek tersebut dengan berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja setempat. Warung remang-remang itu pasti akan ditutup. “Nanti saya akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menutup warung remang-remang yang di KM 9 itu,” ujarnya kepada IndependensI.com ketika itu.

Salah satu warga yang tidak bersedia namanya disebut mengatakan bahwa warung esek-esek itu tidak pernah ditutup. Hingga saat ini masih beroperasi seperti biasa. Tmu-tamunya tetap saja datang hingga malam hari.

“Sampai sekarang warung esek-esek yang depan Kantor Camat masih beroperasi, aneh ya, di depan Kantor Camat sendiri dibiarkan warung esek-esek. Sementara itu, belum lama ini Gereja GBI Diaspora di KM 37 ditutup oleh ormas dan warga. Camat tahu soal penutupan gereja itu.

Namun Camat diam saja, padahal tempat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. “Sangat aneh gereja ditutup tapi warung esek-esek dibiarkan beroperasi. Dunia ini sudah terbalik,” ujarnya.

GBI Diaspora yang ditutup ormas dan warga

Sementara itu Camat Balai Jaya, Samsiur ketika dikonfirmasi kembali oleh IndependensI.com, Selasa (14/8/2018) mengakui masih juga belum menepati janjinya. Dirinya mengaku sedang sibuk dan belum menutup warung esek-esek yang beroperasi percis di depan kantornya.

“Aduh nanti saja kita bicarakan ya, ini mau mempersiapkan peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945,” ujar Samsuir. (Mangasa Situmorang)