Angka Stunting di Indonesia Mengkhawatirkan

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –  Direktur Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak Universitas Indonesia (Puskapa), Santi Kusumaningrum mengatakan, kasus stunting di Indonesia dalam kondisi sangat mengkhawatirkan.

“Yang paling mengkhawatirkan adalah angka stunting, jadi anak-anak yang pertumbuhan tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya. Jadi mereka yang bertumbuh pendek,” kata Santi usai konferensi pers penyelenggaraan Viable and Operble Ideas for Child Equality (Voice) Internasional, dI Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (12/12/2018).

Menurut Sinta, persoalan stunting bukan hanya di fisik saja. Anak penderita stunting juga memiliki kemampuan kognitif di bawah rata-rata anak seusianya. “Secara global sudah banyak bukti yang menunjukkan stunting berpengaruh langsung kepada kesejahteraan mereka nanti di masa dewasa. Sudah pasti kemampuan kognitif mereka di bawah rata-rata, menjadi orang dewasa yang kurang produktif di bawah teman-teman sebayanya,” imbuhnya.

Menurut Santi, kasus balita stunting mencapai 27 persen. “Itu angka yang termasuk tinggi. Kalau dari bukti stunting di Indonesia dari banyak hal, seperti kualitas gizi perempuan. Jadi sebelum siap dia mengandung. Ada kaitannya dalam soal pemenuhan gizi dan standar kesehatan untuk perempuan, ada hubungannya sama sanitasi jadi orang punya akses pada jamban pada air bersih dan lain-lainnya,” ungkapnya.

“Selain itu juga, ada hubungannya ketika dia kecil ia mendapatkan imunisasi lengkap apa tidak, dan yang paling penting kalau anak dilahirkan pada usia ibu yang sangat mudah resiko dia stunting paling besar jadi kelahiran anak punya resiko besar,” tuturnya.