Program Kartu Prakerja Hanya Gaji Pengangguran yang Ikut Pelatihan Selama Setahun

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Program baru Capres nomor urut 01 Jokowi yakni kartu Prakerja terus menuai kritik dari berbagai kalangan. Selain dinilai hanya janji manis, program ini tidak logis karena hampir mustahil menggaji pengangguran di tengah kondisi ekonomi yang belum baik saat ini.

Namun, Anggota Tim Influencer Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Roosdinal Salim, mengatakan, kubu Prabowo-Sandiaga tidak paham dan mengerti apa itu yang dimaksud dengan Kartu Prakerja.

Menurut dia, Kartu Prakerja diperuntukkan bagi tamatan SMU/SMK, perguruan tinggi, korban PHK, dan penganggur muda. Artinya yang memiliki Kartu Prakerja akan diberikan pelatihan kerja di BLK selama 12 bulan.

“Nah selama mengikuti pelatihan BLK ini para pemegang kartu prakerja ini akan diberikan honor di luar dari tanggungan tempat tinggal dan makan sehari-hari,” ujarnya seperti dilansir liputan6.com, Kamis (14/3/2019).

Untuk programnya sendiri, masih kata dia, bagi tamatan SMU/SMK akan diberi pelatihan dasar yang umum untuk kerja sesuai dengan minatnya masing-masing, untuk korban PHK, re-skilling, yakni penajaman terhadap keahlian yang telah dimiliki. Sementara, untuk penganggur muda, up-skilling, yakni peningkatan pemahaman terhadap bidang kerja yang telah mereka kuasai.

“Ke semua program ini akan dicover dengan kartu prakerja. Jadi sangat tidak benar dan ngawur kalau kubu 02 mengatakan, kalau pengangguran akan digaji. Yang akan diberikan honor, mengingat biaya tempat tinggal dan makan sudah dicover di BLK yang mereka tuju,” ungkap Roosdinal.

Senada, menurut Anggota Tim Influencer TKN lainnya, Mukhamad Misbakhun, kartu tersebut bukan hanya bukti kepedulian Presiden Jokowi dalam menekan angka pengangguran, tetapi juga akan menjadi terobosan penting.

“Kartu Prakerja itu adalah program Pak Jokowi sebagai capres 2019 – 2024. Kalau dikaitkan dengan APBN memang programnya belum ada pada tahun ini, tetapi itu akan menjadi rencana kerja pemerintah untuk tahun 2020 ketika Pak Jokowi memimpin untuk periode kedua,” jelas Misbhakun.

Menurut dia, melalui program Kartu Prakerja ditargetkan ada 2 juta peserta pelatihan yang akan memasuki lapangan kerja pada 2020. “Program ini sangat realistis untuk mengatasi pengangguran dan menyiapkan tenaga kerja terampil siap pakai,” ujar Misbakhun.

Karena itu dia meyakini program Kartu Prakerja akan menjadi terobosan dalam menekan angka pengangguran. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran pada 2018 silam mencapai 7 juta orang.

“Program Kartu Prakerja itu bagian dari upaya mengurangi pengangguran yang menurut BPS sekitar tujuh juta orang. Saya yakin Kartu Prakerja akan menjadi terobosan yang sangat bagus karena di negara lain sudah diterapkan dan banyak yang sukses,” tukasnya.

Karenanya, Politisi Golkar ini mengkritik pihak-pihak yang bersikap nyinyir terhadap program Kartu Prakerja yang digulirkan Jokowi selaku calon presiden petahana. Mantan pegawai Kementerian Keuangan itu menantang kubu penantang untuk menggulirkan konsep yang lebih baik dalam menekan angka pengangguran.

“Pak Jokowi punya tawaran konkret untuk menekan angka pengangguran. Kalau penantangnya tak punya ide ya jangan nyinyir,” imbuhnya.(dan)