Perayaan Waisak Nasional Keluarga Buddayana Indonesia 2563 BE/2019 yang dipusatkan di Candi Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (25/5) malam

Gubernur Riau Kesal, Perayaan Waisak Nasional Listrik Padam

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Perusahaan Listrik Negara (PLN) membuat Gubernur Riau H Syamsuar kesal. Pelaksanaan Perayaan Waisak Nasional Keluarga Buddayana Indonesia 2563 BE/2019 yang dipusatkan di Candi Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (25/5) malam, tidak berjalan mulus. Hal itu disebabkan, sejak pukul 4 sore, aliran llistrik diwilayah itu sudah padam. Bahkan saat Gubernur Riau berbuka puasa dengan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, listrik sudah padam.

Provinsi Riau sebagai tuan rumah pada kegiatan ini sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Ini ivent nasional, PLN juga harus memberikan pelayanan terbaik, tidak seharusnya listrik padam. Sejak puncak pelaksanaan Waisak Nasinal Keluarga Budhayana dibuka Gubernur Riau Syamsuar didampingi Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, wilayah Candi Muara Takus sudah bergelap-gelapan. “PLN harus bertanggungjawab,” kata Gubernur Riau geram.

Sebagaimana realise yang diterima Independensi dari YM.B.Bhadravirya Sthavira – Ketua Panitia Pelaksana, pada malam puncak pelaksanaan Waisak Nasional di Candi Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar dihadiri 3500 orang dan 80 biksu nasional dan para undangan dari berbagai negara. Puncak acara dimulai dengan mengelilingi Candi Muara Takus, atau parade bendera membawa air dari 6 sumber mata air yang ada di Provinsi Riau.

Ke-6 sumber mata air itu terdiri dari air dari Sungai Siak di Kabupaten Siak, air panas Pawan dari Kabupaten Rokan Hulu, air Sungai Bungsu di Kabupaten Kampar Kiri, air Sungai Kampar, dan untuk pelitan api diambil langsung dari Vihara Hok Ann Kiong Bengkalis. Sebanyak 80 biksu – biksu membawa pelita di ikuti perwakilan Majelis Budhayana Indonesia dari 27 provinsi yang ada di Indonesia.

Sayangnya, puncak pelaksanaan perayaan Waisak Nasional Keluarga Buddayana Indonesia 2563 BE/2019 yang ditandai dengan melepaskan 2.019 lampion sebagai bentuk pengharapan yang lebih baik, Gubernur Riau Syamsuar didampingi Caliadi Dirjen Bimas Budha Kementerian Agama RI, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, Ketua Umum MBI UP Amin Untario dan tokoh Buhda lainnya, harus berjalan tertatih-tatih. Hal itu disebabkan listrik padam, sehingga panitia hanya menggunakan lampu hand phone dari Walpri.

Pada kesempatan itu, Menteri Agama diwakili Caliadi Dirjen Bimas Budha dalam sambutannya mengharapkan, momen puncak pelaksanaan perayaan Waisak Nasional Keluarga Buddayana Indonesia 2563 BE/2019 yang dipusatkan di Candi Muara Takus Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar, Riau ini, harus dijadikan sebagai momen mengajak umat beragama untuk mencintai tanah air dan toleransi beragama. “Mari kita hidup saling berdampingan serta meneladani sebagai figur perdamaian yang mengajarkan betapa pentingnya hidup sesama manusia,” ujarnya.

Padamnya lampu selama puncak pelaksanaan perayaan Waisak Nasional yang dipusatkan di Candi Muara Takus, juga membuat warga setempat kesal. Sebagaimana disampaikan Udin, sebagai masyarakat Kecamatan XIII Koto Kampar sangat kesal melihat ulah PLN. Acaranya sudah berjalan dengan baik, hanya ternoda bahkan tercoreng karena ulah listrik yang padam. “Kami di Muara Takus ini, sudah sering mengalami listrik yang padam. Namun acara yang berskala nasional dan dihadiri Gubernur Riau, Bupati dan petinggi negara lainnya, bisa juga listrik padam. “Copot saja kepala PLN itu”, ujar Adi kesal. (Maurit Simanungkalit)