Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi ketika mengunjungi Sekolah Marjinal di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Kapolda Riau Kunjungi Sekolah ‘Marjinal’ di Kampar

Loading

PEKANBARU (Independensi.com) – Kapolda Riau Irjen (Pol) Agung Setya Imam Effendi, Jumat (1/11) mengunjungi sekolah kelas jauh salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 Dusun Sialang Harapan, Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar, Riau. Di sekolah yang ‘marjinal’ atau jauh dari kondisi standar itu, Kapolda sempat menjadi guru, mengajarkan pelajaran matematika bagi anak-anak yang tinggal dilereng Bukit Barisan itu.

Lantai sekolah masih beralaskan tanah, dingding terbuat dari batu bata yang belum di plester, sekolah tidak memiliki daun jendela alias terbuka lepas, namun anak-anak tetap serius mengikuti mata pelajaran matematika yang di ajarkan Kapolda Riau.

Untuk menggapai lokasi sekolah induk, anak-anak didaerah itu harus nenempuh dengan berjalan kaki sekitar 8 kilometer melintasi kawasan hutan serta menyeberang sungai. Jika musim hujan dan debit air sungai naik, anak-anak tidak akan bisa menyeberang sungai untuk pergi sekolah.

Kondisi itulah memaksa anak-anak didaerah itu harus menerima apa – adanya, belajar di lokasi sekolah yang keadaannya jauh dari sempurna. Kita sangat prihatin melihat kondisi sekolah yang boleh dikatakan masih ‘termajinalkan’ itu. Provinsi Riau khususnya Kabupaten Kampar, kaya akan sumber daya alam, namun masih ditemukan kondisi sekolah yang sangat jauh dari kondisi layak pakai,” kata Kapolda Riau Irjen (Pol) Agung Setya Imam Effendi kepada sejumlah wartawan saat menggelar Coffee Morning di Pekanbaru, Sabtu (2/10) pagi.

Di sekolah yang posisinya jauh dari perkotaan itu, kata Kapolda, saya sempat mengajarkan mata pelajaran matematika. Anak-anak itu semuanya pandai saat belajar bilangan baris-berbaris, mereka cerdas-cerdas. “Saya sangat prihatin melihat kondisi sekolah yang jauh dari standar, kita ingin membantu pembangunan sekolah itu. Namun saya bangga saat mengetahui bahwa pembangunan kelas di sekolah dasar itu, ada peran seorang anggota Polisi Lalulintas Polda Riau bernama Bripka Ralon Manurung,” kata Kapolda sambil mengenalkan Bripka Ralon Manurung.

Anak-anak di ruang kelas sekolah marjinal di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Pada kesempatan itu Bripka Ralon Manurung mengatakan, pihaknya mengetahui keadaan sekolah itu sekitar tahun 2017 lalu, saat sekelompok pemuda/i meminta sumbangan di sekitaran Jl Sudirman Pekanbaru dengan topik sumbangsih terhadap pembangunan sekolah ‘termarjinalkan’ di Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Melihat foto bangunan sekolah yang diperlihatkan anak-anak yang kuliah di Pekanbaru asal daerah Kampar Kiri– kebetulan satu kampus dengan istrinya tersebut–saya merasa prihatin dan terpanggil untuk ikut berbuat membantu
pembangunannya.

Setelah pulang kerumah, saya minta sama istri agar turut serta mencari mengumpulkan dana membantu pelaksanaan pembangunan sekolah itu. Dana yang dibutuhkan membangun dua kelas sekitar 14,5 juta, dimana pekerjaannya secara gotong royong.

Namun dana yang berhasil terkumpul keseluruhan melalui sumbangan hanya sebesar Rp 12 juta, sehingga masih kekurangan Rp 2,5 juta lagi. Agar pembangunan dapat dilaksanakan, saya minta pada istri dirumah untuk menjualkan perhiasannya, dan itulah sebabnya pembangunan dua kelas itu dapat terealisasi, kata Bripka Ralon. (Maurit Simanungkalit)