Mentan SYL dan Wakil Gubernur (Wagub) Sulbar, Anny Anggraeni, usai melakukan tanam jagung bersama sama warga Mamuju pada areal replanting kelapa sawit di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (7/12). Humas Kementan

Mentan Syahrul Tanam Jagung bersama di Mamuju, Sulbar

Loading

MAMUJU (Independensi.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan tanam jagung bersama sama warga Mamuju pada areal replanting kelapa sawit di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (7/12).

Mentan Syahrul didampingi Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar, Ketua DPRD Sulbar, Bupati Mamuju, Habsi Wahid, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyo, Kepala Balitbangtan, Fadjri Jufri, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Staf Ahli Menteri, Bambang, serta pejabat daerah lainnya.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur (Wagub) Sulbar, Anny Anggraeni, melaporkan bahwa capaian kinerja sektor pertanian propinsi Sulbar mengalami kemajuan.

“Dalam kurun waktu 2014-2017, produksi jagung naik, rata-rata kenaikan sebesar 109,3 ℅ per tahun. Sulbar juga berhasil mengembangkan Inseminasi Buatan (IB) pada tahun 2019, sebanyak 9,033 dari total 8,000 ekor”, ujar Enny.

Namun, Wagub Enny tidak menutup mata bahwa produksi padi walaupun mengalami kenaikan rata-rata setiap tahun 15 %, tapi masih dibawah rata-rata nasional, 4,81 ton per hektar.

Menanggapi hal itu, Mentan Syahrul mengatakan bahwa membangun pertanian membutuhkan kerja sama. Perencanaan yang kuat. Dan akselerasi yang cepat dalam pelaksanaannya, mulai dari hulu hingga hilir.

“Tidak boleh manja, kita harus kerja. Pertanian itu sangat menjanjikan. Bukan hanya kita bisa hidup darinya tapi juga bisa membuat orang kaya. Sulbar pasti bisa,” ujarnya.

Kecamatan Kalukku, menurut Kuswandi, petugas POPT, merupakan salah satu sentra Jagung di Kabupaten Mamuju.

“Hampir sebagain besar warga di Kecamatan Kalukku khususnya di Desa Sondoang adalah petani jagung. Rata-rata lahan garapan mereka 1,5 sampai 2 hektar. Produksi bisa mencapai 10 ton per hektar,” kata Kuswandi.

Seperti dialami wilayah dan propinsi lain, kemarau panjang juga dirasakan petani jagung di Desa Sondoang, namun hal itu tidak menyurutkan mereka untuk terus menanam. Ini yang dilakukan Khairuddin, petani jagung yang berusia 67 tahun.

“Kemarau tahun ini sangat terasa panjangnya. Padahal kami mengandalkan air hujan untuk pengairan. Lahan yang kami tanami jagung ini dulunya kebun sawit, yang sekarang di replanting. Kemungkinan luasnya 10 hektar. Saya sendiri menggarap 1,5 hektar. Ada petani swadaya, ada juga bantuan dari Pemerintah. Alhamdulillah,” ujar Khairuddin.

Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul juga menyampaikan bantuan berupa 69 ton benih jagung untuk areal 7 ribu hektar, benih padi untuk 71 ribu hektar sawah, Power Trasher 5 unit, Hand Traktor roda empat 3 unit, roda dua 19 unit, paket Asuransi Untuk Ternak Sapi/ Kerbau 1,076 ekor, Pompa air 13 unit, Cultivator 7 unit, Corn Sheller 5 unit, bantuan ayam 800 ribu ekor untuk 5 kabupaten, pakan ayam sebanyak 2 ribu ton.