JAKARTA (IndependensI.com) – Setelah berhasil memanggungkan drama politik berjudul Republik Reptil dan Homo Reptilikus di Taman Ismail Marzuki (TIM) beberapa tahun lalu, memasuki tahun 2020 Teater Kosong di bawah pimpinan budayawan Radhar Panca Dahana akan memanggung lakon berjudul Amuk Emak.
Seperti biasa naskah ditulis sendiri oleh Dikmas RPD – sapaan akrabnya – dan yang akan menyutradarai lakon tersebut adalah Olivia Zalianti, salah satu aktris panggung andalan Teater Kosong.
Dalam sejarah Teater Kosong, baru kali ini sang pimpinan menyerahkan tugas dan tanggungjawab penyutradaraan kepada seorang perempuan.
Pemilihan Olivia Zalianti sebagai sutradara bukan atas dasar kedekatan atau nepotisme akan tetapi melalui prosedur fit and proper test.
Proses tersebut harus dilalui karena pada dasarnya di group Teater Kosong pimpinan Radhar Panca Dahana memang memiliki banyak pemain khususnya wanita yang memiliki potensi untuk menjadi sutradara.
Fit and proper test dilakukan pada Oktober 2019 lalu. Kini, sambil menunggu naskah berjudul Amuk Emak yang ditulis oleh Dikmas RPD, para anggota Teater Kosong baik yang lama maupun baru sedang giat berlatih di Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta Selatan.
Sudah lazim bagi setiap grup teater, latihan dasar yang meliputi olah tubuh, olah vokal, improvisasi dan lain sebagainya adalah wajib hukumnya.
Tak hanya itu. Sebab, selain latihan in door, ada juga latihan out door seperti latihan alam dan observasi di tempat-tempat khusus. Observasi pun wajib dilakukan agar segala bentuk “temuan” yang didapatkan dari satu lokasi yang ditentukan nantinya bisa paralel atau sebanding lurus dengan “tuntutan” yang tertulis di dalam naskah.
Sebelum latihan alam dilakukan di salah satu lokasi yang terdapat di Sukabumi, Minggu (8/12/2019) siang hingga sore tadi para anggota Teater Kosong “menyatu” dengan kaum marjinal yang tinggal di salah lingkungan di tlatah Kebayoran Lama.
Hampir semua pemain yang bakal menjadi calon pendukung Amuk Emak – sebuah naskah karya Radhar Panca Dahana (juga sebuah drama ber-”genre” politik) – membaur sekaligus mengamati, berdiskusi sekaligus beradaptasi utamanya dan khususnya bagaimana para kaum “marjinal” tersebut berkomunikasi di antara ereka.
Betul memang ada satu dua pemain yang dengan sangat terpaksa tidak bisa bergabung Minggu siang hingga sore tadi – seperti Um Subur (yang profilenya beberapa kali muncul di IndependensI.com sebagai teatrawan yang peduli terhadap korban bencana alam yang terjadi di Lombok, NTB dan Palu, Sulteng). Ketidakhadiran Um Subur bukan karena sedang berada di tengah-tengah korban bencana melainkan karena Um Subur (yang dikenal juga sebagai pengemudi ojol) sendiri sedang tertimpa “bencana” jatuh dari motor dan mengalami keretakan di bagian kakinya.
Tapi, terlepas dari masalah tersebut, yang jelas kehadiran Olivia Zalianti dan kawan-kawannya dari Teater Kosong di permukiman kaum “marjinal” tersebut, disambut dengan suka cita.
Di lokasi mereka menyebar dan berinteraksi dengan warga. Banyak hal yang mereka tanyakan ke warga yang mereka kunjungi, yang tidak lain adalah bagian dari observasi demi proses katalisasi (?) saat nantinya mereka memerankan tokoh sekaligus karakter yang dipercayakan kepadanya oleh sang sutradara: Olivia Zalianti.
Lalu, akan seperti apa bentuk pemanggungan naskah drama karya Radhar Panca Dahana yang ber-”genre” politik tersebut?
Sabar… sabar, saudara-saudara. Tunggu saja tanggal mainnya pada awal dan atau pertengah Maret 2020 yang akan datang.
“Ketidaksabaran” para penggemar pertunjukan teater khususnya Teater Kosong sama dan sebangun dengan “ketidaksabaran” kaum “marjinal” yang Minggu siang tadi mendapat “kunjungan kehormatan” dari grup Teater Kosong pimpinan Radhar Panca Dahana utamanya dan khususnya ketika mereka berebut ingin berfoto bersama dengan Olivia Zalianti.
Habis kapan lagi bisa foto bareng artis, Bang? Iya, ya. Paham, dah?!
(Like Wuwus)