Presiden saat memberikan pengantar pada Rapat terbatas melalui Knnferensi Video dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (31/3). (Foto: Humas/Ibrahim).

Pembatasan Sosial dan Lalu Lintas Masih Dalam Tahap Wajar

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada kondisi yang berbeda dan pembatasan sosial maupun pembatasan lalu lintas masih dalam tahap yang wajar karena daerah juga ingin mengontrol daerahnya masing-masing.

”Tetapi sekali lagi, tidak dalam bentuk keputusan keputusan besar, misalnya karantina wilayah dalam cakupan yang gede atau (istilah) yang sering dipakai lockdown,” ujar Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan Peninjauan Pembangunan Rumah Sakit Darurat Virus Korona (Covid-19), Rabu (1/4) di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Negara menyampaikan bahwa Pemerintah bekerja dengan aturan undang-undang yang ada dari mulai pusat sampai daerah sehingga seluruhnya harus satu garis visi yang sama dari Presiden hingga Kepala Desa. Soal mudik, Presiden berharap bagi pendatang meskipun warga tersebut dilakukan isolasi mandiri oleh kepala desanya meski hanya satu atau dua orang yang datang.

”Di desa juga mampu menyiapkan jaring pengamanan sosial, perlindungan sosial, bantuan sosial bagi mereka sehingga ini memang bekerja dari pucuk paling atas sampai yang berada di paling bawah,” imbuh Presiden.

 

Pada kesempatan itu, Presiden menegaskan kembali bahwa yang namanya lockdown itu orang enggak boleh keluar rumah, transportasi semuanya berhenti, baik itu bus, kendaraan pribadi, sepeda motor, kereta api, pesawat, semuanya berhenti termasuk kegiatan-kegiatan kantor.

Di Indonesia, Presiden menyampaikan tidak mengambil jalan itu namun aktivitas ekonomi tetap ada. ”Tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak, jaga jarak amannya. Itu yang paling penting yang kita sampaikan sejak awal, social distancing, physical distancing, itu yang paling penting. Jadi kalau kita semuanya disiplin melakukan itu, jaga jarak aman, cuci tangan setiap habis kegiatan. Jangan pegang hidung, mulut, atau mata, kurangi itu. Kunci tangan kita sehingga penularannya akan betul-betul bisa dicegah,” kata Presiden.

Dari pengalaman-pengalaman 202 negara yang telah membuat policy, menurut Presiden, telah dipelajari semuanya ada plus minus, dan tentu saja disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia, baik kondisi geografis, demografi, karakter budaya, kedisiplinan, dan kemampuan fiskal dalam negeri. Mengenai operasionalisasi RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang, Batam, Presiden menyampaikan bahwa maksimal Senin sudah bisa dioperasikan.

”Memang ada keterlambatan kemarin 3-4 hari karena ada transportasi untuk bahan-bahan material yang terkendala karena cuaca,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa semua telah direncanakan dan disiapkan. ”Wisma Atlet kita siapkan, 2.400 bed siap, tetapi alhamdulillah sampai saat ini baru digunakan 400 (kamar). Di sini juga sama 360 bed dan untuk isolasi 20 yang ICU, 30 yang non-ICU. Kita harapkan ini enggak dipakai tapi kita siapkan, kita siap. Sejak awal saya sampaikan, ini dibangun memang untuk menyiapkan itu. Kita harapkan enggak dipakai,” imbuhnya.

Presiden juga menyampaikan nanti kalau sudah semua selesai baru akan dialihkan kepada penggunaan yang lain. ”Rencananya memang untuk rumah sakit penyakit-penyakit menular dan riset, riset penyakit dan rumah sakit penyakit menular. Kita harapkan ini enggak dipakai. Kita berharap ini tidak dipakai,” Presiden menjelaskan.

Dalam keterangannya yang lain, Presiden juga menjelaskan bahwa sekarang ini setiap hari ada mobilitas tenaga kerja Indonesia yang dari Malaysia pulang mudik. ”Ini yang harus dikontrol, harus diawasi, harus dicek sehingga betul-betul semuanya pada keadaan bersih dan tidak membawa (Virus) Korona masuk ke desa, ya,” pungkas Presiden akhiri jawaban.