Ilustrasi

Bertolong-tolongan Dan Berbagi Kasih

Loading

Independensi.com – Dapat dipastikan, warga negara yang sehat jasmani dan rohani pasti khawatir dengan wabah virus corona (Covid-19) saat ini dan berharap agar cepat tertangani dengan baik dan berhasil.

Virus yang bisa saja menyerang siapa saja, kapan saja dan di mana saja itu, hanya berkat Tuhan yang dapat mencegah dengan disiplin dan taat aturan protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah.

Bercermin dari kejadian di benua Eropa dan Amerika Utara serta Tiongkok cukup mengerikan, beban dan tanggung jawab itu ada di pundak semua orang yang sehat jasmani dan rohani, tidak hanya pemerintah.

Setiap individu seakan diharuskan menyelamatkan dirinya sekaligus menyelamatkan anggota keluarganya, masyarakat serta bangsanya bahkan umat manusia lainnya agar tidak tertular covid-19. Suatu hal yang tidak masuk akal, anda menyelamatkan diri anda sekaligus juga menyelamatkan orang lain.

Covid 19 mengharuskan kita sebagai manusia untuk hidup bertolong-tolongan menanggung beban bersama dan dengan mengasihi diri sendiri berarti mengasihi orang lain, sekaligus mengasihi orang lain seperti diri sendiri.

Tidak seperti penyakit lain diderita orang bersangkutan, tanpa takut tertular. Kalau covid 19 lain dari yang lain, bisa ditularkan oleh orang yang tidak merasa sakit, makanya setiap orang harus menjaga dirinya agar tidak menjadi pembawa virus–penyebar penyakit, apabila hal seperti itu sempat terjadi akan jauh lebih berbahaya tanpa sadar bisa terkena siapa saja yang berhubungan dengan pembawa (carrier).

Pemutusan penyebaran covid-19 ini akan cepat terwujud apabila ada ketaatan dari setiap individu terhadap pemerintah dan peraturannya. Kalau ada gejala demam tinggi, batuk, flu langsung memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Secara jujur menjelaskan sesuai protokol jangan ditutup-tutupi, seperti pasien RS Karyadi Semarang, konon, karena tidak jujur akibatnya 38 dokter terkena covid-19 dan harus diisolasi walau tidak ada gejala.

Betapa ruginya dengan tidak bisa aktif para dokter itu yang seharusnya mampu menangani ratusan pasien, selain dokter dan para-medis yang tertular, kemungkinan anggota keluarganya dan masyarakat sekitar dikhawatirkan terserang.

Semua harus mendukung pemerintah baik pusat maupun daerah dengan segala kekurangannya harus diapressiasi keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi dan keberadaan masyarakat dan bangsa kita tercermin pada DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi. Tidak mudah mengurai permasalahan yang dihadapi beraneka ragam tingkat dan warna kehidupan masyarakat di ibukota dan sekitarnya ini.

Pemerintah, masyarakat dan bangsa Indonesia sedang diuji ketahanan dan kemampuannya mengatasi keadaan sekaligus juga merajut masa depan. Sebab pada saat menanggulangi covid 19 yang berakibat pada poleksosbud (politik, ekonomi, social, budaya) dan keagamaan, sekaligus juga bagaimana menata kehidupan pasca covid-19. Bagaimana meningkatkan perekonomian yang terpukul parah terutama bagaimana memulihkan ketersediaan kebutuhan sehari-hari.

Tugas berat tersebut membutuhkan kesadaran semua warga negara untuk memberikan yang terbaik dari apa yang ada pada diri masing-masing dan yang paling mendasar adalah mengasihi diri sendiri agar terhindar dari covid-19 serta tidak menjadi penyebar virus yaitu: taati protokol kesehatan: cuci tangan; hindari sentuh wajah; jaga bersin dan batuk; gunakan masker bila keluar rumah; hindari inteaksi langsung; hindari berbagi barang pribadi, jaga jarak (social distancing); cuci bahan makanan; bersihkan prabot rumah dan tingkatkan ketahanan (imun) tubuh.

Pemerintah telah berupaya mencegah penyebarannya serta lakukan yang terbaik menyembuhkan yang terpapar, sebagai suatu wabah yang melanda seluruh dunia, tentu bukan masalah gampang. Menjadi tanggungjawab setiap warga negara dan wajib hukumnya untuk bertolong-tolongan menanggung beban bersama ini.

Kalau semua komponen bangsa bergerak bersama-sama mengikuti langkah dan kebijakan Pemerintah, maka penolakan terhadap pemakaman jenazah, penolakan pemondokan bagi dokter dan para medis oleh masyarakat di sekitar Rumah Sakit tidak perlu terjadi.

Kalau semua partai politik dan seluruh simpatisannya bergerak dari pusat sampai RT dan RW seperti waktu kampanye, serta organisasi massa yang dengan mudah mengmpulkan massa untuk unjuk rasa, bertolong-tolongan mencegah penyebaran covid-19, program pemerintah akan cepat terwujud. Tetapi, kalaupun tidak membantu, janganlah mengganggu. (Bch)