Awali “New Normal”, 12 Ton Nanas Jateng Diekspor Perdana ke Jeddah

Loading

SEMARANG (Independensi.com) — Pemberlakukan kondisi pembukaan pembatasan secara bertahap atau “new normal” telah memberikan dampak yang signifikan diberbagai sektor termasuk pertanian, khususnya lalu lintas produk pertanian baik antar area atau domestik, ekspor dan impor.

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang melaporkan pelepasan perdana buah nanas segar asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng) ke Jeddah.

“Ini awal yang baik, 12 ton nanas segar, senilai Rp. 176 juta telah kami pastikan memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor dan siap diberangkatkan, “kata Parlin Robert Sitanggang, Kepala Karantina Pertanian Semarang di Depo Pelindo III Tanjung Emas Semarang, kemarin, (4/6).

Menurut Parlin, di tahun 2019 pihaknya hanya memfasilitasi lalu lintas komoditas asal sub sektor hortikuktura ini secara domestik dengan total 7,3 ton senilai Rp. 1,9 milyar. Dan kini buah nanas segar asal panen dari petani di Desa Beluk, kecamatan Belik Pemalang Jawa Tengah telah dapat menembus pasar ekspor, tambahnya.

“Sinergitas direktorat teknis, instansi pertanian didaerah, pelaku usaha dan petani yang baik, sehingga produk ini bisa masuk pasar global,” imbuhnya lagi.

*Komoditas Unggulan Ekspor Baru Asal Jateng*

Buah nanas (ananas comosus) merupakan buah yang banyak manfaatnya, memiliki rasa manis asam, mengandung pektin seperti serat yang memberikan tekstur kenyal.

Saat ini tercatat 1.529 hektar lahan yang dimiliki oleh para petani di desa Beluk, tepat berada di kaki Gunung Slamet. Kondisi lingkungan dengan topografis yang cocok untuk pertumbuhan ini, menjadikan nanas madu belik Pemalang yang sudah digemari pasar domestik ini tembus pasar ekspor.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menyampaikan bahwa ia dan jajarannya terus mendorong pertumbuhan ekspor sesuai dengan gerakan tiga kali lipat ekspor, Gratieks yang di gagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red).

“Tidak boleh berhenti, apalagi soal pangan yang menyangkut kepentingan masyarakat. 11 bahan pangan pokok sudah ditentukan untuk terus dipantau ketersediaannya. Sementara dengan banyaknya ragam komoditas pertanian kita, ini yang kita dorong untuk di ekspor agar dapat juga menopang ekonomi,”
jelas Jamil.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS, 3/6) yang menyebutkan adanya pertumbuhan ekspor pertanian sebesar 12,66% atau senilai US$0,28 dibandingkan periode yang sama tahun 2019 (YoY) merupakan energi bagi sektor pertanian.

Barantan memiliki aplikasi yang memuat data potensi ekspor yang dapat diakses masyarakat melalui jajaran karantina pertanian di tanah air. Pihaknya juga melakukan sinergisitas dengan pemangku kepentingan untuk peningkatan ekspor. “Seperti nanas ini sudah tembus Jeddah, tambah lagi negara tujuannya, terus gali lagi komoditas unggulan lain di Jawa Tengah,” pungkasnya.(wst)