Puncak Waringin Labuan Bajo NTT terletak di ketinggian 45 meter sampai 54 meter di atas pernukaan laut

Kementerian PUPR Lanjutkan Penataan Puncak Waringin Sebagai Pusat Cindramata di KSPN Labuan Bajo

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Labuan Bajo, terus berbenah. Sebagai salah satu tujuan wisata unggulan di Indonesia, Labuan Bajo akan berubah wajahnya di masa mendatang karena saat ini tengah dilakukan pembangunan berbagai infrastruktur oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini merupakan upaya Pemerintah mendorong  Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium yang menarik minat turis domestik dan mancanegara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki adalah infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah merubah wajah kawasan  dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Salah satu kawasan yang ditata yaitu Puncak Waringin yang merupakan sentra souvenir dapat menjadi pusat kegiatan perbelanjaan berbagai produk khas dan tradisional di Labuan Bajo. Dengan keberadaan sentra souvenir tersebut, masyarakat dapat menjual barang-barang dan kerajinan setempat, seperti kain tenun, kopi, tas, boneka, sepatu, dan perhiasan.

Menteri Basuki menekankan bahwa, penataan Kawasan pusat cindramata Puncak Waringin membutuhkan ketelitian tinggi dengan mengedepankan kualitas artistik dan unsur seni.

“Puncak Waringin memang belum selesai seluruhnya. Saya lihat memang masih ada beberapa yang perlu refining. Kita memang harus membina para kontraktor kecil, agar kualitas hasilnya baik sesuai harapan, karena Labuan Bajo akan dijadikan destinasi premium, jadi hasilnya harus artistik betul. Mudah-mudahan bisa diperbaiki pada tahap II,” kata Menteri Basuki.

Pada tahun 2020, Kementerian PUPR melanjutkan penataan Puncak Waringin tahap II dengan lingkup kegiatan berupa pembangunan pusat sovenir, bangunan area tenun dilengkapi dengan toilet dan mushola, bangunan pos jaga dan ruang ganset, taman dan amphiteater, area parkir serta jalan setapak. Pembangunan tahap II saat ini progresnya telah mencapai 20,01 % dengan nilai kontrak sebesar Rp 18,2 Miliar, yang akan selesai di akhir Desember 2020.

Sebelumnya pada 1 Agustus – 28  Desember 2019, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan Puncak Waringin tahap I dengan komponen kegiatan terdiri dari Gedung Utama yang berfungsi sebagai lounge dan pusat cinderamata serta viewing deck dengan biaya sebesar Rp 9,3 miliar.

Menurut data kontur, Puncak Waringin Labuan Bajo NTT terletak di ketinggian 45 meter sampai 54 meter di atas pernukaan laut. Titik ini termasuk merupakan lokasi dengan pemandangan terbaik di Labuan Bajo. (wst)