JAKARTA (Independensi.com) – Di media sosial beredar rekaman pernyataan sangat keras K.H. Nuril Afirin atau Gus Nuril, Ketua Patrio Garuda Nusantara (PGN) yang di akun facebook Firt Revolution, tayang pukul 20.59 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), Rabu, 3 Juni 2020, di link: https://www.facebook.com/FirstRevolutionIndonesia/videos/658356431417260, sehubungan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Jangan hanya PKI Soviet, PKI China, tapi PKI Arab, juga, harus diwaspadai. Tolong kalau mau nulis, tulis itu PKI Arab. Di Arab, itu, banyak paham komunis,” kata Gus Nuril, salah satu kyai Nahdatul Ulama, ini, sambil menyebut salah satu partai politik di Indonesia, beraliran komunis Arab.
Dalam rekaman Gus Nuril, menyebut, sampai dua kali nama partai politik di Indonesia itu yang menganut paham komunis Arab, Timur Tengah. Jadi paham komunis itu, bukan hanya dari Soviet (Rusia) dan China, tapi harus diwaspadai betul komunis Arab yang ada di Indonesia dalam bentuk partai politik.
Untuk memperjelas hasil rekaman pernyataan Gus Nuril, kategori partai politik di Indonesia berhaluan paham komunis Arab, bukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), bukan Partai Golongan Karya (Golkar), bukan Partai Demokrat, bukan Partai Nasional Demokrat (Nasdem), bukan Partai Sosialis Indonesia, bukan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), bukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan bukan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Pemilik Pondok Pesantren Sokotunggal, Jalan Sendang Guwo Raya Pesantren, Semarang Timur, Provinsi Jawa Tengah, kelahiran Ujungpangkah Kulon, Gresik, 12 Juli 1959, mengingatkan, semua pihak bahwa tindakan pengkotoran terhadap Indonesia saat ini, sudah berasal dari banyak kalangan, termasuk di dalamnya ada oknum jenderal.
Dalam rekaman wawancara itu, dikemas di dalam pertemuan dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan nasionalis di salah satu kota di Provinsi Bali, tapi tidak jelas di kota mana.
Di berbagai kesempatan, Gus Nuril, selalu menuding kaum Wahabi, Front Pembela Islam (FPI) dan eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berorientasi Arab yang selalu berseberangan dengan Pemerintah, karena punya agenda tersendiri, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. (Aju)