WHO Sebut Herd Immunity Bisa Korbankan Banyak Orang

Loading

Jakarta, IndependensI.com – Herd immunity atau membiarkan sekelompok orang terinfeksi Corona untuk menciptakan kekebalan atau antibody Corona di masyarakat digadang2 bisa menjadi cara untuk mengakhiri pandemic Covid 19 yang tengah terjadi di berbagai belahan dunia.

Namun, WHO memastikan Herd immunity terhadap masyarakat tidak efektif. Bahkan, jika sebuah Negara berani mengambil jalan itu, maka akan ada banyak orang yang meninggal dan fasilitas kesehatan seperti di rumah sakit kewalahan.

Dikutip dari CNBC International, sebagian besar ilmuwan berpikir setidaknya butuh 60 hingga 80 persen populasi terinfeksi Corona agar bisa menciptakan ‘kekebalan Corona’ di masyarakat. Namun, WHO bersikeras menekankan strategi herd immunity ini sangat berbahaya dan berisiko.

“Apa pun angka itu, kami tidak dekat dengan itu, yang berarti virus ini memiliki jalan panjang. Hanya menunggu ‘herd immunity’ terjadi dengan membiarkan virus menyebar itu berbahaya,” kata Mike Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO.

“Gagasan bahwa kita akan memiliki ‘herd immunity’ sebagai tujuan, dalam beberapa hal, itu bertentangan dengan pengendalian penyakit karena jika Anda mengatakan kita perlu memiliki kekebalan kawanan atau herd immunity 70 persen dan kita harus membiarkan virus menyebar sampai 70 persen orang terinfeksi, kami telah melihat apa yang terjadi. Rumah sakit menjadi kewalahan. Banyak orang mati,” kata Mike.

WHO menegaskan virus Corona COVID-19 ini merupakan penyakit multi-organ yang sangat berbahaya. Ryan mewanti-wanti agar masyarakat tidak menganggap Corona remeh dengan mengingatkan kembali dampaknya jika terinfeksi.

“Siapa pun yang melihat pasien yang mengidap COVID-19 menyadari bahwa ini adalah penyakit multi-organ yang sangat parah, berdampak pada banyak sistem dalam tubuh, sistem kardiovaskular, sistem neurologis. Dan kita harus mengasumsikan dalam kasus yang lebih ringan proses serupa terjadi pada tingkat yang lebih ringan,” lanjut Ryan.

“Mereka tidak bisa lari. Mereka tidak bisa berolahraga, kehabisan napas, batuk-batuk,” katanya.
“Siapa yang mau (terinfeksi Corona)?” tegas Ryan.