Dirut PG Dwi Satriyo Annurogo saat melakukan blusukan kesejumlah gudang dan kios tempat penyimpanan pupuk bersubsidi di Jawa Tengah.

Pastikan Stok Pupuk Aman, Dirut PG Blusukan Kesejumlah Gudang dan Kios

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Dwi Satriyo Annurogo Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG), perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, beserta jajaran blusukan ke gudang dan kios resmi yang ada di Kabupaten Boyolali, Surakarta,  Sukoharjo dan Klaten, Jawa Tengah pada, Kamis (15/10).
“Blusukan kali ini dalam rangka memastikan kesiapan gudang dan kios dalam menghadapi musim tanam Oktober – Maret (Okmar),” ujar Dwi.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, Jawa Tengah (Jateng) merupakan daerah penghasil padi terbesar nasional mengalahkan Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar). Karena, luas panen di Jateng mencapai 1.678.479 hektar (ha) dan menghasilkan padi sebanyak 9,7 juta ton serta Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 5,5 juta ton beras,” ungkapnya.
Bahkan, beberapa kabupaten di eks karesidenan Surakarta Jateng lanjut Dwi dikenal sebagai segi emas penghasil beras, karena tingginya produktivitas padi yang dihasilkan.
“Jawa Tengah harus mendapatkan kawalan ekstra pada saat menghadapi musim tanam kedua tahun 2020, apalagi musim tanam kali ini berlangsung di tengah wabah Covid-19,” tegasnya.
“Ketersedian pupuk per hari ini, Kamis (15/10) stok pupuk bersubsidi Petrokimia Gresik secara nasional sebesar 646.079 ton, melebihi ketentuan minimum pemerintah (172.288 ton). Stok tersebut terdiri dari Pupuk Urea 74.215 ton, ZA 73.224 ton, SP-36 117.549 ton, Phonska 297.550 ton, dan Petroganik 83.541 ton,” ungkapnya.
Dari total stok tersebut, Dwi menambahkan untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar 59.912 ton, dengan rincian ZA 6.132 ton, SP-36 9.209 ton, NPK Phonska 35.839 ton dan Petroganik 8.732 ton (khusus pupuk Urea untuk provinsi Jateng menjadi tanggung jawab penyaluran PT Pupuk Sriwijaya).
“Kewajiban dari Petrokimia Gresik adalah menyediakan dan menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai penugasan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional,” imbaunya.
“Untuk memastikan penyaluran hingga ke daerah, Petrokimia Gresik memiliki 77 orang Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), kelompok tani, hingga aparat berwajib setempat,” tukasnya.
Dalam penyalurannya, perusahaan memegang teguh prinsip 6 tepat, yaitu Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu, tandasnya.
Sementara saat melakukan kegiatan Gali Aspirasi Petani, Dwi Satriyo menjelaskan bahwa sebaran potensi pertanian di Jateng lengkap di seluruh subsektor pertanian. Mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan maupun kehutanan.
“Blusukan di Jateng ini juga menjadi sarana bagi Petrokimia Gresik untuk menggali aspirasi dari petani dan pemimpin daerah masing-masing wilayah. Karena kami melakukan audiensi langsung dengan petani dan juga Bupati/Walikota untuk menggali kebutuhan dan masalah pertanian di sana, agar Petrokimia Gresik dapat memberikan solusi yang tepat sasaran atas segala kebutuhan di sektor agroindustri,” pungkasnya. (Mor)