Pentingnya Satuan Nubika TNI untuk Hadapi Pandemi Covid 19

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Keberadaan satuan nuklir, biologi, kimia (nubika) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sangat lah penting guna menghadapi bencana non militer khususnya dalam menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19) .

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjant mengatakan, saat ini satuan nubika, yang saat ini hanya dimiliki TNI AD, akan dikembangkan juga di TNI AL dan TNI AU. “Kita juga melihat bahwa ancaman pandemi akhirnya membangunkan kita, pentingnya kita memiliki satuan adalah anti serangan biologi tadi, kita sebut nubika (nuklir, biologi, kimia). Saat ini memang kita hanya memiliki satu satuan nubika, itu yang ada di Angkatan Darat (AD), seni AD,” kata Hadi, dalam acara ’30 Menit Bersama Panglima TNI yang disiarkan kanal di YouTube Puspen TNI, Minggu (8/11/2020).

“Oleh sebab itu, kita ke depan juga untuk bisa menghadapi ancaman biologi yang saat ini kita alami adalah pandemi COVID-19, jadi kita juga akan mengembangkan satu sistem untuk bisa memonitor, bahkan kita bisa memitigasi ancaman tersebut. Satuan-satuan nubika akan kita bangun di AD, kita kembangkan, di Angkatan Laut (AL), dan di Angkatan Udara (AU),” lanjutnya.

Hadi menambahkan TNI juga memiliki kapal rumah sakit, namun saat ini belum memiliki ruang isolasi dan ruang bertekanan negatif untuk pasien Corona. Menurut Hadi, pihaknya akan menambah sejumlah fasilitas di kapal rumah sakit TNI agar bisa merawat prajurit TNI yang berada dalam penugasan.

“Itu sudah mulai kita pikirkan, bagaimana kita mengatasi hal ini apabila pandemi COVID secara masif menyerang pasukan kita yang ada di penugasan. Sehingga saat ini kita bangun kapal rumah sakit ya, khususnya di armada kawasan barat atau armada 1, armada 2, armada 3, masing-masing akan memiliki 1 kapal rumah sakit yang dilengkapi juga ruang isolasi,” terangnya.

Hadi mengatakan TNI juga sedang mengajukan pembangunan Mobile Laboratory Bio Safety Level (BSL)-3 atau BSL-4 di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang. Namun, kata Hadi, pembangunan laboratorium ini memerlukan perencanaan yang matang.

“Ke depan, kita akan juga mengajukan untuk kita bisa memiliki 1 laboratorium dengan BSL level 3 atau 4, di mana BSL itu bisa kita gunakan untuk membiarkan virus sehingga menjadi vaksin yang bisa digunakan untuk prajurit,” ucapnya.

Lebih lanjut, Hadi mengatakan TNI juga akan banyak merekrut tenaga kesehatan dan ahli mikrobiologi untuk menghadapi wabah Corona ini. Hal ini, sambung Hadi, dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya wabah suatu penyakit.

“Dan bahkan nantinya apabila di Indonesia terjadi outbreak penyakit seperti yang dulu terjadi di Asmat, ada campak, kalau kita sudah memiliki satuan nubika, kita terbangkan satuan nubika tersebut, kita ambil sampel darahnya, dan sebagainya,” ungkap Hadi.

“Atau bisa kita juga bisa mengambil agen-agen biologis di sana, kita bawa dengan pesawat, kita kembangkan di laboratorium kita, mungkin nanti di Pulau Galang, kemudian menjadi obat atau vaksin, kita suntikkan kepada mereka. Ini ke depan,” tandasnya.