Virus Corona di Palestina

Dalam 24 Jam, 10 Orang Meninggal karena Covid-19 di Palestina

Loading

GAZA (Independensi.com) – Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan 10 orang meninggal dunia di Gaza dalam24 jam terakhir karena COVID-19.

Sistem pelayanan kesehatan di daerah yang menjadi rumah bagi 2 juta warga Palestina ini menjadi semakin terbebani dikarenakan jumlah infeksi virus korona yang semakin meningkat dan kurangnya peralatan medis yang memadai.

Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan peta terkini yang menunjukan penyebaran virus korona di Gaza dan peta tersebut menunjukan mayoritas penyebaran virus berada di distrik Kota Gaza dengan total 13.809 kasus, diikuti dengan distik Gaza Utara dengan 6.962 kasus yang tercatat semenjak awal pandemi.

Dalam 24 jam terakhir telah tercatat 935 kasus baru dan 10 kematian di Gaza. Angka kematian tersebut menambah jumlah orang Palestina di Gaza yang meninggal dunia karena virus tersebut menjadi 220 orang. Hingga saat ini terdapat 8.851 kasus aktif, 364 orang di antaranya dirawat di rumah sakit dan 229 orang mendapat perawatan intensif.

Meskipun Kementrian Kesehatan Palestina telah berusaha dengan menempatkan unit medis keliling untuk membantu meringankan tekanan pada rumah sakit di Gaza, petugas medis memperingatkan bahwa pelayanan kesehatan berada di ambang situasi darurat dikarenakan kurangnya peralatan medis yang memadai untuk menghadapi pandemi.

Menurut Osama al-Najjar selaku pejabat Kementrian Kesehatan Palestina, warga Palestina diharapkan akan mendapatkan 4 juta dosis vaksin Sputnik V yang diproduksi Rusia pada awal 2021. Pemberian vaksin ini merupakan program bantuan internasional untuk negara – negara rentan.

Hal yang sama juga dilakukan Uni Eropa yang diwakili Sven Kuhn von Burgsdorff. Ia mengunjungi Jalur Gaza pada pekan lalu dan mengatakan bahwa Uni Eropa akan membantu Gaza mendapatkan vaksin COVID-19.

Lain halnya dengan Israel yang pada hari Sabtu pekan lalu menyatakan bahwa Israel tidak akan memberikan bantuan vaksin COVID-19 kepada Palestina apabila tidak ada kemajuan negosiasi pertukaran tahanan dengan Hamas. (berbagai sumber/Immanuel Nauly)