Ganang sering mendapat kepercayaan dari warga Gladagsari Boyolali, Jawa tengah untuk menangkap dan menjinakkan ular. JP

Ganang Trihatmojo, Pencinta Ular dari Boyolali

Loading

BOYOLALI (independensi.com) – Sebuah film dokumenter di televisi yang menayangkan kehidupan hewan-hewan liar, semakin membuat Ganang Trihatmojo (24) gandrung terhadap hewan reptile terutama ular.

Mahasiswa semester terakhir jurusan perkebunan Instiper Yogyakarta ini sebenarnya menyukai hewan liar sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ganang kecil menemukan seekor ular di kebun di belakang rumahnya, dengan segenap kemampuannya Ganang berhasil menangkap ular tersebut kemudian ular tersebut dipeliharanya, setelah diamati mulailah timbul kesukaannya terhadap reptile ular.

“Setelah saya amati, lama kelamaan kok saya suka dengan hewan melata ini, karena menurut saya ular ini binatang hebat”, ujarnya. “kenapa saya bilang hebat? Karena ular ini, binatang tanpa tangan dan kaki atau binatang yang tidak lengkap secara anatomi, namun bisa jadi binatang pemangsa”, lanjutnya.

Saat ini Ganang sudah memiliki sebanyak 30 ekor, mulai dari ular phiton hingga ular berbisa. “Ular-ular ini sebagian saya beli, sebagian lagi punya kawan kawan komunitas pecinta ular yang dititipkan di rumah saya, saya sendiri punya sekitar 15 ekor ular”, ia menuturkan.

Tidak semudah membalikkan telapak tangan ketika Ganang memutuskan untuk memelihara hewan ini, banyak tantangan dan rintangan, bukan hanya dari lingkungan masyarakat, namun juga dari keluarga.

“Wah yang protes banyak mas, tapi dengan kesabaran dan pengetahuan saya tentang ular, saya beri penjelasan kepada mereka, alhamdulillah keluarga dan beberapa warga bisa mengerti”, jelasnya.

Memiliki pengetahuan soal ular tidak berarti jauh dari kata bahaya, kejadian tragis pernah ganang alami, seperti digigit dan terkena semburan bisa ular, padahal ular-ular yang sempat melukainya adalah ular peliharaannya sendiri.

“Sekitar awal tahun 2019, saya pernah mengalami hal kurang mengenakan, yang pertama di gigit ular phiton, pada saat itu memang saya yang salah, karena saya ingin membawa ular itu untuk dipindahkan, tapi karena terbaru buru, akhirnya malah tangan kiri saya digigit nya, untung saya tidak panik, sehingga bisa saya lepaskan gigitan tersebut,” ia mengatakan.

“Masih di tahun yang sama, mata saya terkena semburan ular kobra, beruntung karena saya sudah pernah belajar penanganan terkena bisa ular, saya bisa selamat, saya tidak cedera dan mata saya hanya mengalami bengkak beberapa waktu saja.”

Dengan kemampuan dan pengetahuan mengenai hewan berbisa ini, justru Ganang mendapat kepercayaan dari warga gladagsari Boyolali, Jawa tengah, terutama ketika di beberapa rumah warga kedapatan ada ular muncul. Ganang selalu diminta untuk menangkap dan menjinakkannya.

“Alhamdulillah, warga sudah mulai memberi kepercayaan kepada saya, dan Insya Allah kepercayaan ini akan saya pegang”, imbuhnya.

Tergabung dalam komunitas pets lover Ampel, Jawa Tengah, Ganang bersama rekan rekan berusaha untuk mengenalkan reptile melata ini dengan cara melakukan kegiatan gathering setiap minggunya di wilayah Boyolali dan sekitar.

Tujuannya agar masyarakat paham dan mengerti bagaimana ketika berhadapan dengan hewan ini, sekaligus memperkenalkan ular mana yang berbisa dengan yang tidak. “setiap kita adakan acara gathering, antusias warga sangat tinggi, mereka berbondong bondong hadir di setiap acara yang kami gelar”, imbuhnya.

Harapan Ganang ke depannya, untuk menyalurkan hobinya ini akan membangun sebuah farm reptile khusus ular yang bertempat di kediamannya. “Cita cita saya ingin menjadikan hobi saya ini menjadi passion dan sumber pendapatan hidup”, tandasnya. (Joell Prasetyo)