Game Of Hajj Buatan Siswi Kudus Sabet Medali di 3 Ajang Internasional

Loading

KUDUS, KANALINDONESIA.COM – Sebuah prestasi yang membanggakan. Game Of Hajj, aplikasi game pembelajaran buatan siswi Kabupaten Kudus ini menyabet medali di tiga ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) internasional.

Game Of Hajj sendiri merupakan permainan edukasi mengenai pelaksanaan ibadah haji. Game ini dibuat langsung oleh dua siswi kelas 8 MTs NU Banat Kudus. Yakni, Syatta Imtiyaaz Thuvaila dan Dea Maulina Zukhrufa.

Awalnya permainan ini dibuat untuk ajang LKTI Khayyam internasional Invention and Innovation Festival yang digelar Negara Iran. Dalam kesempatan tersebut, mereka berhasil menorehkan medali perak.

Dari ajang tersebut, medali perak kembali ditorehkan Game Of Hajj di ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad yang digelar November 2020 lalu.

Tak patah semangat, oleh para peramunya Game Of Hajj dikemas dengan desain yang lebih ciamik. Hingga sukses menorehkan medali emas dan spesial award di ajang Asean Innovative Science Environmental Enterpreneur Fair (AISEEF) yang diikuti 20 negara di bulan Februari 2021 lalu.

Syatta, salah satu peramu Game Of Hajj mengatakan pembuatan game ini terinspirasi dari pendidikan ibadah haji yang menjadi salah satu mata pelajarannya di kelas 8.

“Selama ini untuk melakukan praktek manasik haji pastinya membutuhkan tempat yang luas dan sarana prasarana pendukung. Dari situ, kami terinspirasi untuk membuat pembelajaran haji yang lebih sederhana dan tidak membutuhkan tempat yang luas,” jelasnya pada awak media, Jumat, 26 Maret 2021.

Gagasan tersebut, kemudian ditorehkannya dalam bentuk aplikasi edukasi, Game Of Hajj. Aplikasi yang berisikan teori-teori pelaksanaan ibadah haji dan geme menarik ini memang cukup relevan menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi remaja.

“Tidak hanya teori-teori saja, tapi juga ada audio dan animasi bergeraknya juga,” tuturnya.

Lebih lanjut, Syatta mengungkapkan dirinya bersama Dea membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menyelesaikan game ini. Pembuatan animasi dan pengkodingan dinilainya menjadi proses tersulit dalam penyusunan Gam Of Hajj.

“Dalam pembuatan game ini, kita difasilitasi dan dibimbing guru-guru dari SMK Raden Umar Said Kudus,” imbuhnya.

Terpisah, Dea, menambahklan saat ini Game Of Hajj belum tersedia untuk umum. Rencananya aplikasi ini dalam waktu dekat akan digunakan untuk pembelajaran internal di MTs NU Banat Kudus.

“Rencana untuk internal Banat dulu. Mungkin kedepan setelah dipatenkan cakupan penggunanya diperluas,” ungkap dia.

Temuan aplikasi ini, masih kata Dea, diharapkan dapat memudahkan siswa dan masyarakat yang sedang belajar pelaksanaan haji.  (Nil)