Garuda Bakal Kurangi Jumlah Penerbangan Termasuk ke Rute Favorit

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Dalam rangka efisiensi operasional perusahaan serta mengurangi beban keuangan yang semakin berat, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana bakal mengurangi jumlah frekuensi penerbangan ke rute-rute domestik dan internasional, termasuk rute favorit, seperti Bali.

“Itu terus dilakukan. Kami sedang me-review rute-rute. Saya monitor mana rute-rute (yang tidak efisien). Lalu kami lihat jamnya, kami adjust. Misalnya kalau ke Bali kan tujuh penerbangan dulu.  Terlepas orang ingin ke Bali, itu rasanya kelebihan (kalau tujuh kali penerbangan), ya kami kurangi,” ujar Irfan, seperti dilansir Tempo, Minggu (6/6/2021).

Selain memangkas jadwal penerbangan, maskapai pelat merah bakal menutup rute-rute internasional yang tidak menguntungkan. Penutupan rute sudah dilakukan secara bertahap Januari 2020. Saat itu manajemen menyetop penerbangan ke London dan Nagoya.

Perusahaan akan berfokus melayani penerbangan domestik karena menurut laporan Kementerian BUMN, pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, 78 persen penumpang Garuda Indonesia adalah penumpang domestik. Sedangkan jumlah penumpang rute internasional hanya 22 persen.

“Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir) sudah bicara itu dari pertama kali ketika mengajak saya (menjadi Direktur Utama Garuda). Saya janji waktu itu kepada beliau, saya akan review (rute luar negeri). Review itu sudah saya lakukan pada minggu pertama (menjabat),” kata Irfan.

Namun, penutupan rute internasonal memerlukan proses panjang. Perusahaan tidak dapat tiba-tiba menutup penerbangan lantaran ada warga negara Indonesia yang perlu dilayani. “Pesawat itu kan dibutuhkan orang untuk pulang-pergi. Penting bagi kami sebagai national flight carrier dan mandat kami memastikan orang bisa pulang dan pergi,” ujar Irfan.

Beberapa rute luar negeri, kata Irfan, tetap dipertahankan sembari melihat tren pergerakan penumpangnya. Untuk rute-rute tertentu, Garuda Indonesia hanya akan menurunkan jumlah frekuensi penerbangan hingga seminggu sekali.

Guna mengurangi potensi kerugian, Garuda Indonesia memaksimalkan penerbangan internasional untuk angkutan kargo atau barang. Dengan demikian, perusahaan bakal menghitung rute penerbangan berbasis kebutuhan pengiriman kargo.

“Kalau kargo tidak cukup (membantu), ya kami kurangi lagi (frekuensinya). Memang ada beberapa rute yang kami dorong untuk ekspor. Kami diskusi dengan pemerintah daerah (untuk ikut membantu),” tutur Irfan.

Sementara itu khusus rute domestik, Irfan memastikan perusahaan tidak akan  menutup penerbangan yang ada saat ini. Irfan mengatakan Garuda sebagai perusahaan pelat merah harus memastikan ketersediaan konektivitas di dalam negeri.

Garuda Indonesia berencana memangkas jumlah pesawat yang saat ini sekitar 140 unit menjadi hanya 70 unit. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan sebelum Covid-19. Pada 2018, Garuda menerbangkan 203 pesawat. Garuda juga memiliki frekuensi penerbangan sebanyak 290.113 dengan jumlah total penumpang 38.444.358 orang.