Saatnya Tokoh Muda Memimpin PBNU

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) – Menjelang Muktamar NU yang bakal digelar bulan Desember 2021 nanti, perebutan kursi nomor satu di PBNU kian panas. Hari ini (26/9) beredar flyer digital yang memampang wajah-wajah para tokoh yang dianggap berpotensi memimpin organisasi keagamaan terbesar di dunia itu.

Ada delapan tokoh yang ditunjukkan dalam flyer bertuliskan “Sekarang Waktunya yang muda jadi Ketum PBNU”. Delapan tokoh tersebut yakni Pimpinan DPR Muhaimin Iskandar, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis , Politikus Golkar Nusron Wahid , Politikus PKB Maman Imanulhaq, Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) Ahmad Fahrur Rozi, Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam Tegalrejo KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), Pengasuh Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) dan Kiai muda dari Pesantren Al Falah Ploso Kediri KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar).

Menurut Wakil Sekretaris NU Jabar, KH Adlan Daie nama-nama yang masuk radar adalah tokoh muda NU yang punya rekam jejak yang kuat dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatil Ulama.

” Mereka adalah tokoh muda NU tulen, punya darah biru NU dan memiliki militansi dan dedikasi yang tinggi dalam memperjuangkan Islam Ahlussunah waljamaah ala Nahdhatil Ulama”, tutur Adlan.

Adlan menambahkan bahwa mekanisme pemilihan Ketua PBNU ditentukan dalam muktamar yang akan datang. Beredarnya flyer tokoh muda pimpin PBNU merupakan harapan publik bahwa NU kedepan harus dipimpin oleh menguasai tradisi keilmuan yang dikembangkan NU, memiliki modal sosial politik yang memadai untuk membawa NU sebagai kekuatan politik masyarakat sipil dalam konteks berbangsa dan bernegara, serta tak kalah penting memiliki jaringan di luar NU yang memadai untuk membawa cara pandang NU ke komunitas-komunitas di luar NU dengan pendekatan gaya milenial.

Pengamat sosial dan politik Surya Fermana, melihat dari sisi yang lebih spesifik bahwa flyer itu muncul sebagai representasi keinginan publik yang luas agar PBNU lebih komunikatif dan luwes dalam menghadapi kelompok milineal , kaum “hijrah” dan kelompok-kelimpok lain.

” Saya mengenal Gus Yusuf, Kang Maman, Gus Reza, dan Gus Kautsar sebagai tokoh muda yang militan dan memiliki kemampuan berdakwah yang komunikatif, dan gaul dalam meraih kaum milineal, kaum ” hijrah” dan dakwah dengan argument yang kuat dalam menghadapi
radikalisme dan intoleransi”, tegas Surya.

Surya juga menambahkan bahwa para tokoh muda tersebut terbukti aktif dalam pendekatan budaya yang lebih lembut, dan lebih ramah sehingga lebih diterima kelompok lain yang lebih luas dan beragam.

” NU di tangan tokoh muda ini akan punya wajah intelektualitas yang berbudaya serta punya visi politik yang lebih humanis dan mashlahah”, tutup pengamat Intelejen ini.