Ilustrasi

Duka Lara Seorang Klara

Loading

Catatan Pinggir Pdt Weinata Sairin

Bu klara berpuluh tahun hidup tiada menentu
kemiskinan melilitnya sejak ia kecil
kemiskinan itu juga yang merenggut nyawa suaminya sepuluh tahun yang lewat
hidup sebagai buruh tani
jauh dari hidup normal
apalagi jika hama menghantam padi yang mulai merangkak
dan bertumbuh

Sesudah suaminya meninggal
bu klara diajak kawannya menjadi
pembantu rumah tangga (PRT) di kota
seratus duapuluh kilometer dari kampungnya

Bu klara bekerja dengan rajin di sebuah keluarga muda di kota
ia disayangi dan dipercaya majikannya
gajinya cukup
fasilitas kesehatan
dan THR di penuhi
sang majikan
dengan rutin

Lima tahun bu klara bekerja disitu
majikannya beralih tugas ke luar negeri
bu klara tak bersedia ikut majikannya
keluarga bu klara
tidak mengizinkan
ia mengikuti majikannya ke tempat tugas yang baru

Kini bu klara bekerja pada keluarga agak tua dengan anak tiga
suasana kerja
sangat berbeda
dengan majikan
yang dulu

Nyaris setiap hari
bu klara di dera KDRT
apa yang dilakukannya selalu saja salah

Gajinya tidak sesuai dengan perjanjian
rendah sekali
bila mengalami sakit ia.harus menanggung sendiri
keluarga tempat bu klara bekerja
amat taat beragama
namun anak-anaknya
terlibat perdagangan narkoba dan miras

Bu klara kini sakit-sakitan
tak kuat menanggung derita yang membelenggu dirinya
kawan-kawan prt sekampungnya
acap datang menjenguknya

Pekerjaan prt
punya arti besar ditengah sulitnya
lapangan kerja
banyak keluarga milenial yang suami istri bekerja
setiap hari
amat tertolong oleh prt

Eksistensi prt di masa depan mesti
memiliki payung hukum yang jelas
agar spirit perbudakan dan roh exploitation de l’ homme par l’homme tidak mewarnai pekerjaan prt

Prt adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki harkat dan martabat
mereka takboleh di dera krt, atau direduksi harkat dan martabatnya hanya karena ia seorang prt
prt model bu klara
mungkin banyak
terjadi di negeri ini
berbagai bentuk aniaya, pelanggaran ham yang melahirkan.sengsara dan duka lara
tak boleh lagi mendera hidup bu klara!

Jakarta, 2 November 2021/2 19
Weinata Sairin