Digugat Rp2,08 Triliun, GoTo Malah Kantongi Rp18,5 Triliun Dana Pra-IPO

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Entitas bisnis hasil merger antara Gojek dan Tokopedia, yaitu GoTo, diketahui tengah menghadapi gugatan senilai hingga Rp2,08 triliun yang diajukan oleh PT Terbit Financial Technology (TFT). Gugatan diajukan berdasarkan klaim pihak PT TFT yang mengaku telah lebih dulu memiliki hak penggunaan merek dagang GoTo sebelum akhirnya digunakan oleh Gojek dan Tokopedia sejak Mei 2021 lalu. Namun demikian, di tengah tekanan atas gugatan tersebut, pihak GoTo justru mengumumkan kesuksesannya meraup dana hingga US$1,3 miliar atau sekitar Rp18,5 triliun dari rencananya untuk melakukan penawaran perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagaimana disampaikan dalam keterangan resmi perusahaan, Kamis (11/11), GoTo baru saja merampungkan tahap pertama dari proses penggalangan dana pra-IPO. Sejumlah investor yang tercatat turut meminati proses IPO GoTO, diantaranya, adalah anak usaha yang dimiliki sepenuhnya oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB) dan Primavera Capital Group. Selain itu masih ada lagi SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan juga Ward Ferry. Meski telah berhasil calon investor sebanyak itu, pihak GoTo masih berharap investor lain masih dapat bergabung ke dalam putaran penggalangan dana pra-IPO menjelang penutupan akhir di beberapa minggu mendatang.

Nantinya dari proses IPO ini, dana yang terkumpul bakal dimanfaatkan oleh GoTO untuk berinvestasi lebih jauh dalam mengembangkan ekosistem, memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di kawasan, serta meningkatkan kealitas pelayanan kepada pelanggan. Termasuk di dalamnya rencana untuk fokus pada pengembangan jumlah pelanggan, perluasan jasa pembayaran dan penawaran layanan keuangan, serta mendorong pemanfaatan armada transportasi dan jaringan logistik yang terintegrasi demi meningkatkan pengalaman hyperlocal guna melayani pelanggan dengan lebih baik. “Indonesia dan Asia Tenggara adalah kedua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia. Dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” ujar CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo, dalam keterangan resmi tersebut.

(TSP)