Suasana di dalam Istora Gelora Bung Karno saat turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2022, Kamis (9/6/2022). (Ray Soemantoro)

Pandemi Melandai, Istora Kembali “Bergemuruh”

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Dua tahun lebih sudah Covid-19 mencengkram dunia dengan segala bentuk kekuatiran dan ketakutan yang mematikan. Hampir seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat turut prihatin dan bergidik dengan rengkuhan virus yang akrab dikenal Covid-19 ini. Di Tanah Air pun demikian, hingga Pemerintah RI menjadikan Covid-19 sebagai pandemi dan menerapkan beberapa prosedur kesehatan serta pembatasan sosial secara berkala. Urusan pencegahan pun sudah disosialisasikan hingga menjadi bagian keseharian masyarakat di pelbagai belahan Nusantara. Uji kesehatan melalui tes Covid pun dijadikan semacam barometer bagi tiap individu untuk mengetahui kadar kesehatan pada virus ini.

Banyak bidang yang harus terkena imbas dari virus yang belum ada obatnya ini. Olahraga di Tanah Air pun seakan tiarap dan kandas di tengah pandemi yang semakin tidak menentu. Turnamen dan pertandingan olahraga pun ditiadakan selama nyaris dua tahun. Para atlet pun harus menerima dampak, selain dari sisi prestasi, pelatihan hingga pemasukan keuangan, terutama bagi atlet profesional. Selain itu, dampak pandemi juga dirasakan pada ruang tanding maupun sarana pertandingan di seluruh negeri ini. Seperti halnya Istana Olahraga Senayan atau biasa disebut Istora Senayan yang biasanya hingar-bingar dengan perhelatan olahraga maupun kegiatan lainnya, pun turut “membisu”.

Seiring dengan pelaksanaan vaksinasi di Indonesia yang dijalankan secara masif dan maksimal, virus Covid-19 bisa dikendalikan dan pemerintah pun secara bertahap mengendurkan pembatasan sosial. Kendati belum pulih benar, pandemi mulai melandai dan masyarakat tetap waspada dengan terus menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Maklum, prokes ini sudah menjadi keseharian masyarakat dan menunjukkan kepedulian tiap individu atas Covid-19. Dunia olahraga pun sedari akhir tahun lalu sudah mulai menggelar perhelatan, walau dengan situasi yang terbatas. Contohnya, tanpa penonton, menggunakan sistem gelembung dimana para pemangku kepentingan pertandingan diisolasi pada lokasi tertentu, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan masih banyak lagi. Kendati masih ada saja yang tertular, tetapi tidak terlalu signifikan pengaruhnya seperti yang sudah lalu.

Pekan ini, Istora Senayan kembali menjadi lokasi pertandingan olahraga, yakni bulutangkis. Sarana olahraga yang bernama resmi Istora Gelora Bung Karno ini, menjadi salah satu tempat yang sering digunakan untuk menggelar acara maupun pertandingan bertaraf nasional hingga internasional. Arena berkapasitas 7.000-an penonton itu merupakan gedung multifungsi yang sejak 2004 hingga 2019 menjadi tuan rumah ajang Indonesia Open. Sementara itu, turnamen lainnya yaitu Indonesia Masters juga digelar di sana dari 2018 hingga 2020. Selain dua turnamen BWF World Tour tersebut, Istora Senayan juga pernah menjadi arena untuk Piala Thomas dan Uber (1986, 1994, 2004, 2008), Piala Sudirman 1989, serta Kejuaraan Dunia BWF 2015.

Salah satu hal yang membuat Istora Senayan memiliki atmosfer khas adalah berisiknya para penonton yang hadir secara langsung menyaksikan pertandingan. Bagi pebulutangkis asing maupun tuan rumah, suara riuh dari penonton di tribun Istora bisa menghadirkan tekanan dan ketegangan. Tekanan mental bertanding dengan lawan dan penonton inilah yang membuat para pebulutangkis waspada serta bermain lebih berhati-hati. Seperti yang terlihat pada hari ketiga ajang Daihatsu Indonesia Masters 2022, Kamis (9/6/2022), penonton riuh-rendah memberikan dukungan bagi pemain tuan rumah. Terdapat tiga lapangan yang terkadang membingungkan dalam memberikan dukungan. Para pemain terkadang hilang fokus mengimbangi sorakan penonton. Seru.

Kembali Memggeliat

Pihak panitia pelaksana sendiri belum mengeluarkan angka rata-rata penonton yang hadir. Namun bila melihat animo para penonton di dalam maupun di luar gedung, menandakan Istora Senayan kembali menggeliat. Kursi penonton pun nyaris terisi semua. Penonton pun tidak perlu kuatir untuk membeli makanan dan minuman menyusul pihak penyelenggara menyediakan kafetaria maupun lokasi makan-minum yang representatif. Belum lagi kelengkapan sarana parkir yang memadai di sekitar kawasan Gelora Bung Karno, toilet yang bersih, papan petunjuk yang jelas, loket tiket yang apik dan petugas keamanan serta para panitia pengarah penonton yang ramah, turut memberikan suasana yang lain di perhelatan kali ini.

Usai bergulirnya ajang Daihatsu Indonesia MAsters 2022, akan dilanjutkan dengan perhelatan besar bulutangkis lainnya, yakni East Ventures 2022 pada 14-19 Juni. Diharapkan dengan dimainkannya dua turnamen bulutangkis bergengsi ini di Ibukota menunjukkan gelaran olahraga sudah mulai bergiat kembali. Situasi pandemi yang melandai dijadikan momentum kebangkitan perhelatan olahraga di Tanah Air dan menggelorakan kembali semangat berprestasi bagi para atlet Indonesia. Tidak hanya di cabang olahraga bulutangkis, tetapi di cabang lainnya harus bangkit.

Sedangkan untuk para pemangku kepentingan perhelatan olahraga seperti sponsor, juga diharapkan mulai menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan sejenis di kemudian hari. Selain itu, dengan maraknya pelbagai event olahraga di Indonesia, akan membuka mata dunia kalau menggelar turnamen di sini cukup kondusif. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta menjalankan prosedur-prosedur untuk tindakan pencegahan penularan maupun kemungkinan bangkitnya virus Covid-19. Semoga.