Abdy Yuhana : Empat Pilar Kebangsaan ‘Harga Mati’ Bagi Indonesia

Loading

SUBANG (Independensi) –Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dr. Abdy Yuhana, SH., MH. melaksanakan Sosialisasi Empat (4) Pilar Kebangsaan kepada seluruh Kader PDI Perjuangan Subang, di Rumah Makan Saung Empang, baru-baru ini.

Abdy menjadi anggota DPRD Jawa Barat, dari Fraksi PDI Perjuangan mewakili Dapil XI (Subang, Majalengka, Sumedang).

Abdy mengungkapkan, kegiatan 4 Pilar kebangsaan ini membahas tentang awal kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan, masyarakat Indonesia harus menjalankan ideologi Pancasila selama hayat masih dikandung badan.

” Sebab, sudah terbukti Indonesia dengan berbagai keberagamannya mampu dipersatukan oleh Pancasila,” ujarnya.

Dia pun menjelaskan, negara Indonesia menjadi negara yang banyak mencuri perhatian penjajah. Sebab, Indonesia memiliki banyak kekayaan alam.

“Sebelum merdeka kita masih terpecah belah, para penjajah itu tidak mau kita bersatu, tidak boleh kita pintar, dibiarkan bodoh,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu juga, Abdy menerangkan jika sosialisasi 4 pilar kebangsaan berfungsi untuk membangun kesadaran, terutama pada generasi muda yang hadir sebagai peserta. Diantaranya ada dari Taruna Merah Putih dan 234 SC.

“Bahwa pancasila itu penting, dan bisa mempersatukan segala perbedaan yang ada. Dan di Subang terkenal dengan spirit pancasila, yaitu gotong royong,” tambahnya.

Dan keempat pilar kebangsaan, tegas Abdy, sudah menjadi ‘harga mati’ bagi bangsa Indonesia.

“Empat pilar ini, mutlak, harus menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Berlaku sebagai tuan rumah, adalah Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Subang, Rajip Rajendra. Dia sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.

Menurutnya sosialisasi 4 pilar kebangsaan menjadi pencerahan bagi masyarakat agar terus berjuang dan mampu merawat semangat Pancasila.

“Terimakasih atas pencerahannya Bang Abdy, kami khususnya kaum muda di Subang bisa tercerahkan soal apa itu 4 pilar kebangsaan,” pungkasnya. (Hiski Darmayana)