Foto : Sersan Mayor (Purn) Sumardi yang ditemukan meninggal dalam kondisi tergantung disebuah gudang tempatnya bekerja.

Ditemukan Meninggal Dalam Gudang, Sersan Mayor (Purn) Sumardi Diduga Dibunuh

Loading

GRESIK (Independensi.com) – Meninggalnya Sersan Mayor (Purn) Sumardi alias Ambon, yang begitu tragis masih menyisakan tanda tanya besar. Benarkah mantan bintara Kodim 0817 Gresik itu meninggal dengan cara bunuh diri atau justru dibunuh sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Pria yang pernah dua kali mendapat penghargaan Satya Lencana Seroja dan Satya Lencana Nararya dari Presiden Soeharto dan tanda jasa Bantalah ini Rabu (26/9/22) malam tewas dengan kepala merunduk, tubuhnya tersandar di dinding gudang Rumah Makan IBC di Jalan Veteran Gresik, tempat ia bekerja setelah purna tugas dari anggota TNI.

Di jasad mantan penerjun dari Lintas Udara (Linud) 501 Madiun itu, nampak ada bekas jeratan di leher, serta ada dua luka di pipi dan dua goresan. Bahkan, dibibir bagian kiri seperti terdapat tanda bekas pukulan. Namun dugaan sementara meninggalnya Sumardi diduga akibat bunuh diri.

Meski demikian, sejumlah pihak berharap penyidik untuk melakukan pendalaman yang intensif sebelum memastikan pria yang akrab dipanggil Ambon ini dinyatakan bunuh diri. Sebab ada hal yang tidak lazim, yakni dia diduga bunuh diri menggunakan tali selang sebesar ibu jari.

Padahal selang air sifatnya elastis, sehingga kemungkinannya selang berwarna biru laut itu tidak akan mampu menahan beban fisik Sumardi yang ukuran tubuhnya cukup besar.

Kecurigaan berikutnya, jika dianggap atau sengaja bunuh diri dengan tali selang sebesar ibu jari itu sangat kecil Sumardi bisa langsung tewas dengan posisi menggantung. Selain tali selang tidak akan kuat menahan berat badan Sumardi, selang yang nampak melilit di leher mantan penerjun itu tidak terlihat melar akibat kena beban berat. Sedangkan lehernya nampak membekas melingkar diduga akibat gesekan benda keras.

Pria kelahiran Bojonegoro pada 1968 itu juga pernah menerima tanda jasa kesetiaan 8, 16 dan 32 tahun.

Menurut sejumlah sumber, sebelum pria yang akrab dipanggil Ambon ini tewas, ia mengaku kepada teman akrabnya berinisial UG bahwa dia pernah mendapat ancaman hendak dibunuh dari saudara wanita kenalan Ambon berinisial TW melalui pesan WhatsApp. Hanya saja kabarnya sampai hari ini hand phone milik Ambon belum ditemukan.

“Almarhum punya teman wanita. Wanita ini aslinya orang Kalimantan tetapi bernukim di Gresik. Sebelum meninggal, Almarhum pernah bercerita kepada teman akrabnya dia sedang diancam seseorang yang mengaku sebagai kakak TW. Polisi harusnya mengembangkan penyelidikannya. Sebab ini sangat tidak wajar,” ungkap Ali Kasan, teman Almarhum saat bertugas di Kodim 0817 Gresik yang mengaku melihat langsung kondisi jenazah Ambon di TKP, Jumat (30/9).

Ali juga menceritakan, saat ganti sift pukul 06.00 pagi teman pengganti jaga Ambon datang. Dia mengaku kepada Ali hanya melihat lampu masih menyala. Motor milik Ambon masih terparkir di joglo rumah makan. Tetapi Ambon tidak terlihat. Padahal temanya ini hendak masuk kantor untuk mengisi absensi. Sayangnya kuncinya masih dibawa Ambon sehingga tidak mungkin bisa masuk. Pikirnya, daripada hanya bengong menunggu, teman kerja Ambon ini hendak mengepel lantai.

Setelah hendak mengambil kain pel yang posisinya berdekatan dengan gudang terlihat kakinya Ambon di dalam gudang. Lalu dihampirinya, ternyata Ambon kondisinya sudah tak bernyawa dengan leher terlilit selang berwarna biru, tubuhnya tersandar di dinding gudang.

“Atap gudang tinggi. Kalau menggantung setinggi itu saya rasa tidak mungkin,” ungkap Ali, mencurigai penyebab kematian mantan rekan sejawatnya itu. (Mor)