Ilustrasi. (Dok/Ist)

Penggunaan “e-KYC” untuk Kemudahan dan Efisiensi

Loading

JAKARTA (Independensi.com) – Seiring kemajuan teknologi mendorong akselerasi transformasi digital di Tanah Air, masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk berinteraksi dan bertransaksi secara digital. Situasi ini melahirkan tantangan terkait pada kepercayaan digital atau digital trust soal aspek keamanan, privasi dan kenyamanan pengguna.

Pentingnya privasi data dan keamanan siber mendorong pelaku bisnis digital untuk berinvestasi pada teknologi keamanan digital yang mumpuni. Mereka menyiapkan perangkat dalam memperkuat digital trust system di Indonesia yaitu melalui e-KYC, sertifikat elektronik, tanda tangan elektronik (e-signature), dan digital identity.

“Kemajuan teknologi finansial  di seluruh dunia membuat sebagian besar negara menetapkan aturan baru mengenai Know Your Customer (KYC). Proses KYC sendiri merupakan penentuan identifikasi dan prosedur memeriksa atau verifikasi data individu secara manual. Saat ini, KYC sudah bertransformasi menjadi e-KYC atau electronic Know Your Customer secara digital,” ujar CEO PrivyID Marshall Pribadi melalui keterangan tertulisnya.

Marshall mengatakan, jika keamanan data tidak terjamin, maka bisnis digital akan rentan terkena risiko fraud, penyalahgunaan data dan informasi, serta aktivitas ilegal lainnya. Sedangkan kepercayaan digital masyarakat dipastikan turut terdegradasi. Adapun penerapan e-KYC sendiri bisa beragam seperti panggilan video, mengirimkan foto wajah, memanfaatkan data kependudukan lewat KTP Elektronik yang kini telah terintegrasi dengan data unik seperti biometrik wajah hingga menggunakan tanda tangan digital.

“Penerapan e-KYC ini juga menjadikan interaksi masyarakat lebih efisien tanpa harus hadir secara fisik maupun menggunakan kertas. Kedepannya, diharapkan Indonesia bergerak maju serta bertransformasi menjadi negara yang berbasis digital,” ungkap Marshall.

Ekosistem Digital

Sementara itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengembangkan ekosistem teknologi finansial yang inovatif dan mengedepankan aspek perlindungan konsumen. Hal ini dilakukan agar kepercayaan digital masyarakat terhadap industri keuangan digital semakin meningkat.

OJK menyadari perlu dibangun digital trust system untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan digital, seiring bertumbuhnya literasi digital dan tingkat penggunaan produk serta layanan keuangan digital.

“Kebutuhan untuk membangun digital trust sangat penting mengingat meningkatnya berbagai risiko seiring dengan semakin terdigitalisasinya seluruh aktivitas masyarakat,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2022 beberapa waktu lalu.

Mahendra menambahkan selain untuk memitigasi risiko, pengembangan digital trust juga penting untuk meningkatkan keyakinan konsumen, yakni dengan memanfaatkan tanda tangan digital yang meyakinkan konsumen dimana aset, data, dan privasinya terjaga dengan aman.